Kamis 15 Oct 2020 07:46 WIB

Kesadaran Produk Halal Umat Perlu Ditingkatkan

Kesadaran halal perlu dibangun untuk hindari kerugian bagi umat Islam.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Halal
Foto: muslimdaily
Halal

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kehalalan suatu produk menjadi nilai penting yang selalu dicari seorang Muslim. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat yang tidak menyadari mengonsumsi produk yang tidak halal dalam kehidupan sehari-hari.

Dosen Prodi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII), Muhammad Iqbal mengatakan, makanan kecil yang biasa kita beli bisa saja mengandung bahan tidak halal. Misal, saat kita membeli martabak yang bertuliskan halal.

Baca Juga

"Tapi, saat dimasak diolesi mentega dengan kuas. Bulu kuasnya berbahan apa? Nah, ini yang kadang membuat makanan kita menjadi tidak halal lagi," kata Iqbal dalam Bincang Asik Seputar Ekonomi, Rabu (14/10).

Ia melihat, kesadaran halal produsen masih terbilang rendah. Melihat biaya sertifikasi halal yang dianggap mahal, beberapa oknum menjadikan kehalalan suatu produk hanya sebatas kewajiban untuk memenuhi sertifikasi.

 

Setelah semua proses selesai dan didapatkannya sertifikasi, mereka tidak lagi memperhatikan unsur halal tersebut. Hal ini dibuktikan Iqbal lewat salah satu magang mahasiswa, menemui bahan-bahan halal digunakan hanya saat sertifikasi.

Kecap, misalnya, memang digunakan yang berlabel halal saat tempat tersebut sedang dilakukan sertifikasi. Namun, jika selesai sertifikasi halal, kecap diganti kembali dengan produk-produk yang tidak teruji kehalalannya.

Untuk itu, Iqbal merasa, bukan hanya masalah sertifikasi halal, tapi harus ada upaya pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran dari sisi produsen. Sebab, percuma saja disertifikasi berapa kalipun, jika kesadaran diri belum ada.

"Kesadaran ini perlu dibangun untuk hindari kerugian bagi umat Islam menjaga kehalalan dari yang dikonsumsi. Ini bisa jadi contoh, sudah lihat konsumennya pakai jilbab, pasti Islam, cari yang halal, kok masih dibolehkan makan di sana," ujar Iqbal.

Selain kesadaran terhadap produk halal, literasi halal perlu ditingkatkan. Sebab, praktiknya, sertifikasi halal yang diberlakukan baru sampai kepada tataran bahan, pengolahan bahan, dan aspek-aspek kebersihan.

Sayangnya, belum ada yang bisa menguji hingga alat-alat yang dipakai. Padahal, ini berpotensi menghilangkan kehalalan dari suatu produk karena bila alat-alat yang digunakan tidak berasal dari bahan yang halal.

Ia mengingatkan, penelitian menunjukkan seluruh tubuh babi dari ujung depan hingga belakang dapat terpakai untuk membuat suatu produk. Bahkan, unsur yang dipakai mengeraskan batako ada beberapa yang bahan-bahannya terbuat dari babi.

"Ini yang akhirnya membuat literasi halal itu perlu ditingkatkan, baik untuk produsen maupun konsumen," kata Iqbal.

Saat ini, label halal tidak hanya menyasar kepada industri kuliner. Beberapa industri kecantikan dan pakaian sudah berlomba-lomba mendapatkan label halal. Karenanya, ia mengajak selalu memperhatikan segala hal-hal yang terkait kita.

"Tidak hanya yang dikonsumsi, bahkan pakaian, perabot rumah, perlu diperhatikan kehalalannya," ujar Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement