Jumat 09 Oct 2020 13:35 WIB

Polisi Tangkap 634 Pendemo Tolak UU Cipta Kerja

Mereka yang ditangkap berasal dari Surabaya 505 orang dan Malang 129 orang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Aparat kepolisian menangkap sebanyak 634 orang pelaku kerusuhan yang merusak fasilitas umum saat demonstrasi menolak pengesahan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja di Surabaya dan Malang, Jawa Timur (Jatim) pada Kamis (8/10).

"Pada insiden yang terjadi di depan Gedung Negara Grahadi dan lokasi lainnya di Surabaya, diamankan sebanyak 505 orang. Sedangkan di Malang diamankan 129 orang," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kala dikonfirmasi di Kota Surabaya, Jumat (9/10).

Trunoyudo menjelaskan, ratusan orang tersebut selain membuat rusuh juga melakukan pengerusakan fasilitas umum, seperti pagar Gedung Negara Grahadi dan juga melawan petugas sebagaimana diatur di Pasal 218 juncto 212.

Pihaknya mengapresiasi para buruh yang sudah melakukan aksinya dengan kondusif. Kepada para pelaku yang diamankan, pihaknya segera melakukan tes cepat guna mendeteksi penyebaran Covid-19. Apabila ada yang reaktif, kata Truno, dilakukan tes usap dan dilakukan karantina jika positif terpapar Covid-19.

 

"Kemudian proses selanjutnya kita lakukan penegakan hukum sesuai dengan hasil penyidikan. Kami lihat banyak anak-anak yang belum paham tentang apa esensi dari pada gerakan ini. Yang jelas bukan merupakan elemen dari buruh," tutur Trunoyudo.

Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jatim, Ahmad Fauzi menyayangkan unjuk rasa menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja berakhir ricuh. Menurut dia, demonstrasi yang dilakukan buruh di depan kantor DPRD Jatim berjalan kondusif.

"Kami menyesalkan atas peristiwa ini, yang kami tangkap di lapangan adalah anak-anak berusia sekitar 15 tahun. Mereka di luar dugaan menyusup memprovokasi kegiatan pekerja, kegiatan buruh dengan membawa batu, membawa pentungan dan lain-lain," kata Fauzi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement