Rabu 07 Oct 2020 05:45 WIB

Keistimewaan Bagi Orang yang Istiqomah Jadi Muadzin

Allah SWT memberikan ampunan kepada mereka sejauh jangkauan suaranya saat adzan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Muadzin mengumandangkan Adzan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Muadzin mengumandangkan Adzan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muadzin atau orang yang mengingatkan waktu-waktu shalat melalui adzan dan iqomah mendapat tempat istimewa. Allah SWT memberikan ampunan kepada mereka sejauh jangkauan suaranya saat adzab dan ikomat.

Hal tersebut sesuai hadis Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda. "Seorang muadzin akan diampuni dosanya sejauh jangkauan suaranya, dan setiap makhluk hidup maupun benda mati akan menjadi saksi baginya. Adapun orang yang mengikuti shalat jamaah akan dicatat baginya pahala 25 kali salat, dan akan dihapuskan baginya dosa-dosa yang terjadi antara salat tersebut dengan salat sebelumnya."(HR. Abu Daud mengeraskan suara adzan).

Dari Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha'Sha'ah ra. ia berkata: Abu Sa'id al-Khudri ra berkata: Apabila kamu berada di luar perkampungan, maka kumandangkan adzan dengan suara yang keras karena aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Setiap pohon tanah batu, jin dan manusia yang mendengar suara azan pasti akan menjadi saksi bagi muadzin." (HR Ibnu khuzaimah).

Dari Bara bin Azib, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menurunkan rahmat bagi orang-orang yang berada di shaf pertama, dan para malaikat pun memohonkan rahmat bagi mereka. Seorang muadzin akan diampuni dosanya sejauh jangkauan suaranya setiap makhluk hidup maupun benda mati yang mendengar suara adzannya akan membenarkannya, dan ia mendapat pahala sebanyak orang yang mengerjakan salat jamaah bersamanya."( HR. Nasa'i mengeraskan suara adzan.)

 

Syekh Maulana Muhammad Yusuf Al kandahlawi Rah.a dalam kitabnya Mutakab Hadist menerangkan hadis tersebut maksudnya diampuni dosa sejauh jangkauan suaranya adalah suatu permisalan, yaitu seumpama tempat yang terjangkau oleh suara muadzin, antara tempat berdirinya muadzin hingga tempat terjauh yang dijangkau suaranya itu, dipenuhi dengan dosa, niscaya Allah SWT akan mengampuninya.

Maksudnya kata Syekh Maulana, ampunan Allah SWT itu akan disempurnakan bila ia memaksimalkan usahanya dalam mengeraskan suara adzan. Pendapat lain mengatakan bahwa ia akan mendapat ampunan atas dosa-dosanya yang telah ia lakukan di kawasan tersebut hingga sejauh tempat yang terjangkau suaranya.

"Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa dosa orang-orang yang tinggal di kawasan yang terjangkau suara muadzin akan diampuni dengan sebab syafaat muadzin," katanya.

Rasulullah juga membanggakan seorang muadzin. dari muawiyah, ia berkata aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat." (HR. Muslim bab keutamaan adzan)

Syekh Maulana menerangkan orang yang paling panjang lehernya, maksudnya adalah orang yang paling banyak menghasilkan rahmat Allah SWT karena orang yang bertugas mengawasi sesuatu akan menjulurkan lehernya kearah apa yang dilihatnya. Jadi maksudnya adalah banyak pahala yang mereka lihat.

Pendapat lain mengatakan bahwa para muadzin adalah para pemimpin dan ketua. Orang-orang Arab menggambarkan pemimpin sebagai orang yang panjang lehernya. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang paling banyak amalnya. Dalam riwayat lain disebutkan kata 'i'naqan' bukan 'a'naqan' sehingga maknanya adalah orang yang paling cepat masuk surga. (Syarah muslim oleh Nawawi).

Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang menyerukan azan selama 12 tahun karena ia pasti akan masuk surga, dan dicatat 60 kebaikan baginya untuk setiap adzan, dan 30 kebaikan untuk setiap iqamatnya." (HR. Hakim, ia berkata ini adalah hadits shahih menurut syarat-sanad Bukhari, dan disepakati oleh Djahabi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement