Kamis 01 Oct 2020 21:37 WIB

Kemenag Tasikmalaya akan Evaluasi Kegiatan Pesantren

Kegiatan pesantren di Tasikmalaya akan dievaluasi Kemenag.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Kemenag Tasikmalaya akan Evaluasi Kegiatan Pesantren. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO
Kemenag Tasikmalaya akan Evaluasi Kegiatan Pesantren. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tasikmalaya akan melakukan evaluasi terkait kegiatan di pesantren selama masa pandemi Covid-19. Sebab, hingga saat ini telah muncul kasus terkonfirmasi dari pesantren di Tasikmalaya.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Suryana mengatakan, pihaknya akan meninjau ulang aktivitas pendidikan di pesantren dari protokol kesehatan. Menurut dia, kebijakan mengenai aktivitas di pesantren akan dievaluasi dan mejadi kebijakan secara menyeluruh.

Baca Juga

"Sekarang pesantren lain diminta lebih waspada kasus Covid-19. Kita akan membuat surat edaran agar kegiatan pesantren harus diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan keramaian. Bahkan, dihentikan sementara kalau perlu," kata dia kepada Republika, Kamis (1/10).

Ia menyebutkan, saat ini sudah ada dua pesantren yang terdapat kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Satu pesantren di wilayah Tanjungjaya dan wilayah Cipasung, Kecamatan Singaparna. Namun, Suryana belum mengetahui secara pasti jumlah kasus yang berasal dari dua klaster pesantren itu.

"Hanya disebutkan beberapa orang santri dan keluarga besar pesnatren. Jumlah pastinya masih diverifikasi ulang," kata dia.

Ia mengatakan, aktivitas pengajian di dua pesantren itu untuk sementara dihentikan. Sementara aktivitas belajar dilakukan secara daring.

Untuk saat ini, santri yang masih sehat masih berada di lingkungan pesantren. Namun, tak menutup kemungkinan para santri itu akan dipulangkan ke rumahnya masing-masing.  

"Kemungkinan memulangkan santri, kita akan lihat kemaslahatannya. Kalau santri sehat untuk pengananannya, kita lihat dulu. Kalau rumah mereka zona merah, saya kira lebih bahaya dan lebih baik di pesantren," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement