Ahad 27 Sep 2020 22:45 WIB

OJK Prediksi Ekonomi Indonesia Kuartal III akan Membaik

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 tidak akan serendah kuartal II

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memprediksi ekonomi Indonesia akan menguat pada kuartal III.
Foto: Antara/Humas OJK
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memprediksi ekonomi Indonesia akan menguat pada kuartal III.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik pada kuartal tiga 2020. Adapun indikator perbaikan ekonomi Indonesia antara lain penjualan semen, kendaraan bermotor, dan sektor konsumsi telah mengalami peningkatan cukup signifikan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, ekonomi Indonesia pada kuartal tiga 2020 tidak akan langsung tumbuh positif. “Ekonomi Indonesia kuartal II minus 5,32 persen dari berbagai prediksi dan indikator yang kita punyai ini akan membaik kuartal III, meskipun tidak langsung positif. Memang agak berat jika langsung positif, nanti ada indikator-indikator yang bisa kita tunjukkan kondisinya akan membaik,” ujarnya saat acara 'Kagama Inkubasi Bisnis XIV Pemulihan Ekonomi Indonesia Masa Pandemi' secara virtual, Ahad (27/9).

Wimboh menyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 tidak akan serendah saat kuartal II 2020. “Kami yakin akan terefleksi pada pertumbuhan ekonomi yang tidak rendah kuartal II. Pada Juni berbagai prediksi diantaranya minus 2,9 hingga minus 1 persen. Namun demikian itu hanya indikasi tapi yang penting adalah apa yang harus kita lakukan agar kita berupaya keras covid bisa teratasi dengan lebih baik,” ucapnya.

Wimboh membandingkan perkembangan pandemi Covid-19 seperti Australia, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan sudah menandakan perbaikan perekonomian. Sedangkan di Indonesia berada pada tanda merah, artinya kasus Covid-19 masih meningkat.

Kendati begitu, Wimboh optimistis Indonesia bisa menyusul negara-negara yang sudah mengalami perbaikan jika penanganan Covid-19 di Indonesia dilakukan secara ketat.

“Kita harus lakukan bersama-sama bagaimana cara mengisolasi (pasien covid-19) harus belajar dari beberapa negara. Memang agak terlalu sulit jika kita coba test hingga ke kampung atau desa karena penduduknya banyak, dibandingkan dengan Singapura yang penduduknya hanya 3 juta orang, sehingga lebih gampang melakukan pemantauan,” ucapnya.

Ke depan, penanganan Covid-19 harus secara preventif dan extraordinary. Jika dibiarkan maka akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

“Untuk itu kita semua lembaga, pemerintah, stakeholder, kementerian dan masyarakat termasuk pebisnis harus bekerja sama agar mengarah pada bagaimana ini kita lakukan perbaikan ekonomi kita dan juga bagaimana kita bisa bersama-sama kita sinergi agar penyebaran wabah ini tidak berlanjut,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement