Senin 21 Sep 2020 19:10 WIB

Bandara Soetta Siap Melayani Pemberangkatan Umroh

Angkasa Pura II masih menunggu kebijakan Arab Saudi untuk membuka kembali umroh

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bandara Soetta Siap Melayani Pemberangkatan Umroh (ilustrasi).
Foto: Pusat Data Republika
Bandara Soetta Siap Melayani Pemberangkatan Umroh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemberangkatan umroh saat pandemi masih menunggu perizinan dari Arab Saudi dan pengkajian protokol kesehatan di Indonesia. Walaupun, Arab Saudi telah menyatakan akan mulai pelayanan umroh dalam waktu dekat bagi jamaah domestik. Meski begitu, pihak pengelola Bandara Soekarno Hatta sudah siap terkait pelayanan untuk umroh.

“Untuk pemberangkatan umroh, kami sendiri dari sisi operator sudah siap untuk melayani traffic dari umroh. Karena sebelumnya juga memang bandara-bandara yang melayani umroh secara sarana dan prasarananya sudah ready mba,” kata VP Corporate Communication Angkasa Pura (AP) II, Yado Yarismano, saat dihubungi pada Senin (21/9).

Pihaknya masih menunggu kebijakan dari pemerintah Arab Saudi untuk membuka kembali pelayanan umroh selama pandemi, menunggu keputusan dari pemerintah Indonesia, dan dari pihak maskapai. Terkait dengan jalur khusus, pihaknya tidak memberlakukan jalur sendiri untuk umroh. Namun, nantinya akan ada tempat khusus di mana para jamaah dialokasikan untuk menunggu.

“Tapi nanti ada tempat di mana bisa dialokasikan untuk para jamaah menunggu. Kalau untuk terminal khusus, itu masih dikaji oleh manajemen,” ujar dia.

 

Sementara untuk penanganan penumpang umrah masih sama seperti sebelum pandemi. Sebab, saat ini penerbangan ke Arab Saudi masih ditutup untuk sementara. Sedangkan penerapan protokol kesehatan di bandara sendiri, masih sama seperti penerbangan lain selama pandemi. Para penumpang wajib mengikuti rapid test dengan hasil non-reaktif dan swab test dengan hasil negatif. Untuk persyaratan lainnya tergantung dari negara tujuan.

“Persyaratannya sama. Jadi kan untuk penerbangan Internasional untuk syarat dan prasyaratnya tergantung dari negara tujuan. Nanti negara tujuan itu mempersyarakatkan misal, harus ada health alert card (HAC) melalui aplikasi e-Hac atau formulir kertas,” tutur dia.

Persyaratan itu harus dilengkapi oleh para penumpang yang akan berangkat, baik para jamaah umrah dan penumpang biasa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement