Selasa 15 Sep 2020 06:07 WIB

Rektor UMM: Harus Optimistis Menghadapi Pandemi Covid-19

Para wisudawan/wisudawati diminta mampu melakukan perubahan bagi diri dan lingkungan

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan wisuda luring secara bertahap, Senin (14/9)
Foto: humas umm
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan wisuda luring secara bertahap, Senin (14/9)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --Masyarakat diminta tidak mudah pasrah dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Terutama bagi wisudawan dan wisudawati agar tetap optimistis dan menjaga kesehatan dan tantangan ke depan. 

Harapan itu disampaikan Rektor Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM), Dr Fauzan saat menggelar wisudah luring Senin (14/9). Menurutnya,  Optimisme dapat tercapai selagi memiliki satu tekad, sikap dan jiwa dalam situasi pandemi. Hal ini serupa bagaimana UMM dibangun dari rasa optimisme yang besar di masa lampau. Berkat tangan gigih almarhum Profesor Malik Fadjar, kampus yang dianggap kecil mampu berubah menjadi besar saat ini. 

"Karena sesuatu yang besar itupun juga dimulai dari yang kecil. Jangan suka mengabaikan yang kecil. UMM ini dimulai dari bangunan yang kecil. Bahkan, UMM sempat diplesetkan dengan akronim Universitas Morat Marit karena saking kecilnya dan tidak teraturnya,” kata Fauzan.

Fauzan mendorong para wisudawan/wisudawati mampu melakukan perubahan positif setidaknya untuk dirinya sendiri. Setelah itu, mengubah di ranah keluarga, lingkungan dan seterusnya. Oleh sebab itu, Fauzan berharap, alumni UMM tetap optimistis dalam menatap masa depan lebih baik. 

UMM kembali mengadakan wisuda luring secara bertahap dari Senin (14/9) sampai Rabu (16/9). Untuk mengantisipasi penularan Covid-19, UMM telah mempersiapkan protokol kesehatan khusus. Beberapa di antaranya kendaraan pengantar wisudawan/wisudawati dibatasi 50 persen dari kapasitas dan penumpang kendaraan tidak melebihi batas maksimal.

Suhu tubuh wisudawan/wisudawati tidak boleh melebihi 37,8 derajat celsius. Mereka juga harus mengenakan masker selama kegiatan di kampus atau prosesi wisuda dan membawa makanan dan minuman sendiri. "Serta mencuci tangan/pakai handsanitizer," ucapnya.

UMM juga menyiapkan tiga tahap pengecekan kesehatan pengunjung di pintu masuk Hall Dome. Pertama, melihat saturasi oksigen dalam tubuh menggunakan alat Pulse Oxymetry. Alat ini dipakai guna menunjukkan bagus-tidaknya oksigenasi di tubuh karena normalnya harus di atas 92 persen. 

Menurut Ketua Satgas Kehidupan Normal Baru Kampus UMM, Thontowi Djauhari, pengukuran suhu tubuh saja tidak akurat. Oleh sebab itu, UMM menyediakan Pulse Oxymetry di perhelatan wisuda luring kali ini. Selain itu, UMM juga menyiapkan titik pengecekan suhu dan penggunaan handsanitizer. 

Jumlah lulusan pada Wisuda Periode II UMM Tahun 2020 sebanyak 1.077 orang. Sementara untuk jumlah wisudawan/wisudawati pada periode II Tahun 2020 sekitar 930 orang. Jumaly ini terdiri atas 345 wisudawan dan 585 wisudawati. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement