Senin 14 Sep 2020 12:20 WIB

Sebulan Kurang, Waktu Tersisa untuk Hindari Resesi

Presiden Jokowi meminta transfer tunai dipercepat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Pemerintah dikejar waktu untuk membawa perekonomian nasional kembali bangkit. Waktu yang tersisa hanya sampai akhir September 2020 untuk menghindarkan Indonesia dari jurang resesi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pemerintah dikejar waktu untuk membawa perekonomian nasional kembali bangkit. Waktu yang tersisa hanya sampai akhir September 2020 untuk menghindarkan Indonesia dari jurang resesi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dikejar waktu untuk membawa perekonomian nasional kembali bangkit. Waktu yang tersisa hanya sampai akhir September 2020 untuk menghindarkan Indonesia dari jurang resesi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, kunci pemulihan ekonomi nasional adalah capaian kuartal III 2020. Bila pada kuartal ini PDB berhasil tumbuh positif, maka diyakini roda ekonomi akan kembali bergulir kencang pada kuartal selanjutnya. 

Baca Juga

"Terkait pemulihan ekonomi, kita masih punya waktu sampai akhir September dalam meningkatkan daya ungkit ekonomi kita, meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan konsumsi rumah tangga di kuartal ketiga ini," ujar Presiden Jokowi dalam sambutan rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (14/9). 

Demi mengejar 'ketertinggalan' ini, Presiden Jokowi memerintahkan seluruh jajarannya mempercepat pencairan insentif yang sifatnya transfer tunai. Belanja pemerintah, seperti penyaluran bantuan sosial tunai, merupakan salah satu daya ungkit pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika faktor pendorong lain seperti konsumsi rumah tangga dan investasi anjlok, maka konsumsi pemerintah menjadi satu-satunya andalan. 

"Insentif yang sifatnya cash transfer agar benar-benar diperhatikan dipercepat," ujar Jokowi. 

Kuartal III 2020 memang menjadi momen penentuan, apakah Indonesia masuk dalam zona resesi ekonomi atau justru selamat. Ekonomi nasional hanya mampu tumbuh 2,97 persen pada kuartal I tahun ini, menyusul dimulainya pandemi Covid-19. Kondisinya memburuk pada kuartal II, dengan angka prediksi pertumbuhan ekonomi di level minus 4,3 persen.

Jokowi menilai, belanja pemerintah yang bisa digenjot mampu ikut mendorong konsumsi rumah tangga yang memang sempat anjlok pada kuartal II 2020. Pada akhirnya, daya beli masyarakat bisa ikut meningkat dan pertumbuhan ekonomi perlahan bisa pulih.

Belanja pemerintah ini tak hanya berasal dari kementerian saja. Namun, pemerintah daerah juga punya andil besar untuk segera mempercepat belanja dari APBD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement