Selasa 01 Sep 2020 17:02 WIB

Indikator Meningkat, Menkeu: Kinerja Manufaktur Mulai Pulih

Perbaikan aktivitas manufaktur didukung oleh peningkatan produksi dan pesanan baru.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT. Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, kinerja manufaktur Indonesia mulai menunjukkan tren pemulihan.
Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT. Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, kinerja manufaktur Indonesia mulai menunjukkan tren pemulihan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, kinerja manufaktur Indonesia mulai menunjukkan tren pemulihan. Hal ini terlihat dari Indikator Purchasing Mangers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang naik ke tingkat 50,8 pada Agustus, dari 46,9 pada Juli.

Sri berharap, tren positif ini bisa terus berlanjut seiring dengan tren serupa di banyak negara. Misalnya, Amerika Serikat (53,6) , China (53,1) dan Eropa (51,7). "Kita harap, momentum ini akan terus dijaga," ucapnya dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR secara virtual, Rabu (1/9).

Baca Juga

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, perbaikan aktivitas manufaktur yang terus berlanjut meningkatkan optimisme pemulihan ekonomi global. Hanya saja, Febrio menjelaskan, masih ada berbagai risiko masih harus diwaspadai. Khususnya, tingkat penyebaran Covid-19 yang masih berada dalam tren peningkatan di dunia. 

"Selain itu, ada gelombang kedua Covid-19 yang dapat menghambat aktivitas perekonomian serta membayangi proses pemulihan ekonomi ke depan," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Rabu.

Febrio menuturkan, perbaikan aktivitas manufaktur Indonesia didukung oleh peningkatan produksi dan pesanan baru. Peningkatan pesanan baru didominasi oleh permintaan domestik, sedangkan sementara permintaan dari ekspor masih lemah di tengah situasi pandemi yang cenderung tetap eskalatif.

Pelonggaran pembatasan sosial di dalam negeri juga telah meningkatkan kepercayaan bisnis ke level tertinggi sejak Mei 2019 dan mendorong adanya perbaikan aktivitas ekonomi secara berkala. Di sisi lain, Febrio menambahkan, operasi bisnis juga terus meningkat di tengah upaya adaptasi kebiasaan baru dan pemberlakuan protokol kesehatan.

Febrio menilai, peningkatan kinerja manufaktur ini menjadi sinyal yang positif bagi prospek pemulihan ekonomi Indonesia pada semester kedua 2020. Pasalnya, kontribusi sektor manufaktur memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia.

Pada kuartal kedua, peranan sektor manufaktur mencapai 20 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan serapan tenaga kerja per Februari 2020 menyentuh 18,5 juta orang. "Dengan demikian, diharapkan tren pemulihan ini akan terus berlanjut ke depan," kata Febrio.

Febrio memastikan, pemerintah akan terus mendorong pemulihan ekonomi dengan tetap memastikan terjaganya protokol kesehatan melalui penguatan berbagai dukungan kebijakan seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta memastikan implementasinya.

"Di saat yang sama, pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas dunia juga terus mendorong pengembangan vaksin yang akan menjadi bagian sangat penting di dalam penyelesaian pandemi Covid-19," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement