Senin 31 Aug 2020 05:47 WIB

Pahala Sholat di Masjid Quba

Sholat di Masjid Quba seperti melakukan umrah.

Masjid Quba
Foto: Republika TV/Syahruddin El-Fikri
Masjid Quba

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA

Bagi kaum muslim, Masjid Quba menjadi destinasi ibadah yang sangat penting dan disucikan di luar Masjid Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid Aqsha di Palestina. Dinamakan Masjid Quba karena didirikan di satu desa yang dipenuhi pohon kurma yang bernama Quba pada tahun pertama Hijrah atau sekitar tahun 622 Masehi.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya.” (QS. al-Taubah/9: 108). Menurut pengarang Tafsir Jalalain, masjid yang dimaksud dalam ayat itu adalah Masjid Quba. Masjid Quba adalah masjid yang didirikan oleh Nabi SAW pada saat beliau hijrah ke Madinah.

Menurut Syekh Nawawi Banten dalam Tafsir Munir,  sejak pertama kali Nabi SAW membangun Masjid Quba, beliau shalat di sana pada hari-hari beliau ada di Quba, yakni hari Senin, Rabu, dan Kamis. Diungkapkan dalam sejarah bahwa Nabi SAW baru pada Jumat pagi meninggalkan Masjid Quba dan beranjak memasuki kota Madinah.

Namun, dalam hadits Imam Muslim, Abdullah bin Umar berkata, “Dahulu Nabi SAW mendatangi Masjid Quba setiap Sabtu dengan berjalan kaki atau berkendaraan kemudian melaksanakan shalat dua rakaat”. Hadits ini dapat dipahami bahwa setelah Islam berkembang dengan pesat di Madinah, Nabi SAW datang ke Masjid Quba setiap Sabtu saja.

Bahkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari, Abdullah bin Umar berkata, “Nabi SAW biasa mendatangi Masjid Quba sambil memakai kendaraan, dan (terkadang) berjalan kaki.”  Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi SAW tidak lagi pergi ke Masjid Quba pada hari tertentu, namun disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan yang dianggap penting di sana.

Sesuai fungsinya, Masjid Quba menjadi model pertama masjid yang didirikan atas fondasi takwa. Fondasi takwa yang dimaksud dalam hal ini, bagi Syaikh Nawawi Banten, adalah masjid tersebut dibangun di atas dasar ketaatan dan untuk berzikir menyebut nama-Nya. Sebelum shalat, di masjid itu terdapat orang-orang yang membersihkan diri dari berbagai kotoran.

Berdasarkan sisi historis inilah kiranya sampai-sampai Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu datang ke Masjid Quba, lalu dia mendirikan shalat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah.” (HR. Ibnu Majah). Tentu ini menjadi berita gembira buat siapa saja, terutama bagi jamaah haji dan umrah. Mereka bisa bersuci dari hotel dan shalat di sana.

Secara lebih ringkas, Nabi SAW bersabda, “Shalat di Masjid Quba seperti melakukan umrah.” (HR. Turmudzi). Artinya bagi orang yang datang ke sana dalam rangka melaksanakan ibadah umrah akan mendapatkan pahala umrah yang berlipat ganda. Namun tidak dapat diartikan  jamaah umrah cukup shalat di sana dan tidak perlu umrah reguler lagi.

Ketentuan ini berlaku bagi semua ibadah yang dihadiahi pahala setara umrah. Misalnya sabda Nabi SAW dalam hadits yang ditulis oleh Imam Turmudzi, “Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian duduk berzikir hingga matahari terbit kemudian shalat dua rakaat maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah, secara sempurna-sempurna.”

Mulai hari ini mari berniat untuk mengajak isteri atau suami pergi ke Tanah Suci agar bisa shalat di tiga masjid sekaligus, yakni di Masjid Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Quba. Karena memang pergi haji atau umrah itu paling indah dan mesra bersama isteri atau suami tercinta. Tentu romantis sekali apabila suami isteri memanjatkan doa  sampai menangis di sana. 

Untuk itu, mari baca doa ini, “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami.” (QS al-Baqarah/2: 128). Aamiin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement