Senin 31 Aug 2020 02:09 WIB

Kasus Positif Covid-19 di Tarakan Bertambah Dua

Jumlah kasus suspek yang dipantau di Tarakan saat ini sebanyak 119 orang.

Kasus Positif Covid-19 di Tarakan Bertambah Dua (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kasus Positif Covid-19 di Tarakan Bertambah Dua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TARAKAN -- Kasus positif Covid -19 bertambah dua orang di Tarakan, yakni pasien dengan inisial SGY (29) warga Kelurahan Pamusian dan AM (52) warga Nunukan.

“Saat ini, jumlah kumulatif kasus positif Covid -19 sebanyak 145 orang, sedangkan yang sembuh bertambah satu orang, jadi totalnya 108 orang,” kata Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid -19 Tarakan, Devi Ika Indriarti di Tarakan, Kalimantan Utara, Ahad (30/8).

Seluruh masyarakat Kota Tarakan, lanjut dia, wajib patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai bentuk pencegahan Covid -19, agar tidak semakin menyebar dan meluas.

Jumlah kasus suspek yang dipantau di Tarakan saat ini sebanyak 119 orang, yakni orang yang dengan gejala ISPA. “Dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal,” kata Devi.

Orang dengan salah satu gejala ISPA dan 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid -19, orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

“Jumlah seluruh kontak erat yang sedang dipantau saat ini sebanyak 274 orang. Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi Covid-19,” katanya.

Riwayat kontak erat yang dimaksud yakni kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable/kasus konfirmasi dalam radius satu meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih. Kemudian sentuhan fisik langsung dengan kasus yang terkonfirmasi seperti salaman, berpegangan tangan dan lain – lain.

Selanjutnya orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus terkonfirmasi tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standar. Dan situasi lainnya yang mengindikasi adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement