Sabtu 29 Aug 2020 13:58 WIB

30.000 Tes Corona per Hari di Akhir 2020 Bisa Dilakukan

Pemerintah Optimistis Lakukan 30.000 Tes Corona per Hari di Akhir 2020 

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/Photoshot/V. Sanovri
picture-alliance/Photoshot/V. Sanovri

Pemerintah optimistis pelaksanaan rapid tes untuk mengetahui inveksi virus corona SARS-CoV-2 di Indonesia pada akhir tahun 2020 dapat ditingkatkan menjadi sebanyak 30.000 hingga 40.000 tes per harinya, demikian dinyatakan Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam kesempatan tanya jawab online dengan sejumlah koresponden media asing, Jumat (28/08).

“Saya sangat yakin bahwa pada akhir tahun, target (pelaksanaan tes sebanyak) 30-40 ribu per hari dapat diraih,” ujar Wiku. Saat ini, jumlah tes corona per hari di Indonesia memang masih di bawah standar, yaitu hanya sebesar 35,6 persen dari standar yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia atau WHO.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menetapkan target untuk melakukan hingga 30.000 tes per hari di seluruh Indonesia. Namun hingga kini hanya sejumlah kecil daerah yang mampu melakukan tes dalam jumlah besar tersebut, utamanya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Sulawesi Selatan.

“Pada awal Agustus kita pernah mencapai jumlah 30.565 per hari… Ini adalah tantangan bagi pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa jumlah tes harus ditingkatkan, dan jumlah orang yang dites seperti yang ditargetkan oleh WHO juga meningkat,” ujar Wiku.

Lebih lanjut Wiku mengatakan adanya masalah geografis dalam melakukan tes, mengingat luasnya area negara Indonesia. “Kondisi geografis di Indonesia juga menjadi masalah untuk lebih banyak melakukan test karena makan waktu untuk mengirim sample dari daerah-daerah terpencil di Indonesia. Tapi di kota besar kapasitas laboratorium juga sudah penuh,” ujarnya.

Infeksi kembali meningkat

Seperti dilaporkan oleh kantor berita Reuters, pada hari Jumat Indonesia melaporkan 3.003 kasus infeksi baru virus corona. Ini adalah peningkatan terbesar dalam infeksi baru dalam dua hari berturut-turut menurut data satuan tugas COVID-19. Dengan tambahan kasus ini, total infeksi virus corona di Indonesia menjadi 165.887 kasus, sementara total angka kematian mencapai 7.169 dengan 105 kasus kematian baru.

Menanggapi hal tersebut, Wiku mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang turut berkontribusi terhadap angka tersebut, di antaranya adalah masalah pelaporan hasil tes. Saat ini Indonesia memiliki 320 laboratorium yang dilengkapi dengan mesin PCR untuk melakukan tes di 12 kementerian dan institusi. Pihaknya tengah berupaya untuk memperbaiki koordinasi antara laboratorium tersebut untuk memastikan bahwa jumlah tes di tiap-tiap laboratorium dapat lebih optimal.

“Kami juga memastikan bahwa beban (bagi staf di laboratorium) tidak terlalu tinggi, karena akan sangat berbahaya bagi staf di laboratorium untuk bekerja terus menerus karena mereka menangani agen yang bisa menginfeksi mereka,” tegas Wiku.

Sementara itu, agar tiap-tiap daerah dapat kembali berangsur memulai aktivitas di bidang ekonomi, sosial maupun budaya, daerah tersebut harus membuktikan bahwa mereka telah melakukan tes yang cukup mendukung dan dapat menekan jumlah kasus yang ada.

“Contohnya kalau mau mulai membuka sebuah pasar, harus yakin dulu bahwa sudah ada studi di daerah atau kota tertentu dan fasilitas kesehatan yang ada juga cukup memadai kalau-kalau ada peningkatan kasus,” ujar Wiku.

(ae/vlz)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement