Jumat 28 Aug 2020 22:32 WIB

Perpusnas: Pandemi Ubah Penyampaian Pengetahuan

Perpustakaan merupakan institusi yang sangat siap untuk menghadapi perubahan.

[Ilustrasi] Petugas menunjukkan tampilan aplikasi iPusnas di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Perpustakaan merupakan institusi yang sangat siap untuk menghadapi perubahan pada masa pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
[Ilustrasi] Petugas menunjukkan tampilan aplikasi iPusnas di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Perpustakaan merupakan institusi yang sangat siap untuk menghadapi perubahan pada masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah sudut pandang penyampaian pengetahuan dan penyebaran informasi pada masyarakat. Dia menambahkan perpustakaan merupakan institusi yang sangat siap untuk menghadapi perubahan pada masa pandemi ini. 

"Saat ini ruang digital menjadi hal yang wajar dalam mendapatkan segala sesuatu. Termasuk salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan terhadap informasi," ujar Deni dalam webinar Duta Baca Indonesia :Kebutuhan Skill Milenial pada era Revolusi Industri 4.0 di Jakarta, Jumat (28/8).

Baca Juga

Segala fasilitas ruang digital perpustakaan dan kapabilitas pustakawan dan semua informasi yang siap untuk didiseminasikan menjadi modal utama dalam melakukan perubahan digital. "Saat ini, kita telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi digital yang mendorong otomasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur," tambah dia.

Era revolusi industri keempat itu mengacu pada bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), teknologi robotik, dan internet saling mempengaruhi kehidupan manusia. "Sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh industri saat ini adalah yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi digital. Kompetensi ini untuk mewujudkan pabrik cerdas (smart factories), seperti salah satunya Internet of Things (IoT)."

Era revolusi industri 4.0 itu juga membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan pelaksanaan program peningkatan keterampilan atau pembaruan keterampilan para sumber daya manusia berdasarkan kebutuhan dunia industri. 

Di sisi lain, kesempatan untuk bersaing semakin terbuka. "Untuk itu, masyarakat Indonesia harus dapat meningkatkan kompetensi untuk dapat bersaing secara terbuka dengan negara lain. Dalam hal ini, perpustakaan memiliki peran penting dalam meningkatkan kompetensi masyarakat karena peningkatan kompetensi erat kaitannya dengan membaca," jelas dia.

Dalam kesempatan itu, Deni memuji Duta Baca Indonesia Najwa Shihab yang terus memberikan perhatian terhadap segala usaha meningkatkan kemampuan literasi masyarakat. 

Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, mengatakan generasi muda memiliki andil besar terhadap perubahan atas individunya, bangsa, dan juga dunia. Kompetensi masa depan amat ditentukan oleh tiga faktor, antara lain merdeka berkarya, merdeka berkolaborasi, dan merdeka belajar.

Pertama, merdeka berkarya yang memuat aspek prinsip, inovatif, dan berorientasi tindakan. Sedangkan merdeka berkolaborasi mengandung sikap kerja sama, komunikatif, dan cerdas. 

Kecerdasan tidak diartikan memiliki intelegensia di atas rata-rata atau pintar, melainkan memiliki daya mengaitkan dengan pengalaman. Sedangkan, merdeka belajar adalah sikap berkomitmen, mandiri, dan reflektif. 

Anak muda, kata Najwa, harus mempunyai kompetensi berlebih dan tidak cukup menguasai satu bidang atau keahlian serta sanggup beralih profesi dalam kondisi apapun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement