Kamis 27 Aug 2020 09:59 WIB

ANA Uji Coba Pintu Toilet Pesawat yang Dibuka Pakai Siku

Prototipe pintu toilet pesawat ANA yang dibuka pakai siku dipajang di bandara Haneda.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Toilet pesawat terbang. ANA memperkenalkan inovasi gagang pintu toilet pesawat yang bisa dibuka dengan siku.
Foto: Flickr
Toilet pesawat terbang. ANA memperkenalkan inovasi gagang pintu toilet pesawat yang bisa dibuka dengan siku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah maskapai penerbangan Jepang sedang menguji coba evolusi pintu toilet pesawat dengan prototipe hands-free atau bebas sentuhan jemari. All Nippon Airways (ANA) telah bekerja sama dengan desainer interior pesawat untuk menghasilkan model atau desain "gagang pintu siku".

Desain membuat pintu toilet pesawat tidak memakai gagang biasa, melainkan pegas baru yang memungkinkan untuk mendorong pintu dengan siku. Di dalam toilet, kenop geser yang tampak familiar memungkinkan pengguna mengunci pintu.

Baca Juga

Sementara itu, pegangan pintu yang lebih besar memungkinkan pengguna untuk mendorong pintu hingga terbuka setelah selesai. Akan ada sensor untuk toilet dan wastafel yang dapat membuat seluruh pengalaman bebas sentuhan dan karenanya lebih bebas bakteri.

Dilansir Washington Post, Kamis (27/8), saat ini, prototipe hanya tersedia di ruang tunggu ANA di Bandara Haneda Tokyo. Maskapai juga menerima umpan balik dari penumpang terkait inovasi ini.

Kebutuhan untuk meyakinkan para pelancong bahwa terbang dengan aman semasa pandemi Covid-19 telah menjadi perhatian maskapai penerbangan. American Airlines belum lama ini juga diberi izin untuk berinovasi dengan menambahkan lapisan permukaan untuk membunuh virus corona selama tujuh hari.

Virus corona lebih sering ditularkan melalui droplet atau percikan liur orang yang batuk. Bernapas atau berbicara pun mengeluarkan partikel kecil, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS. Penularan jarang terjadi melalui permukaan yang terkontaminasi.

Meski "sangat jarang" terjadi, tetapi bukan "tidak mungkin". Itulah mengapa mencuci tangan masih disarankan, selain penerapan jarak sosial maupun mengenakan masker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement