Rabu 26 Aug 2020 21:48 WIB

PLN Mulai Konversi Pembangkit Fosil ke Pembangkit EBT

PLN akan mengganti 5.200 unit PLTD dengan pembangkit EBT

Pegawai PLN memeriksa sistem kelistrikan (ilustrasi). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai melakukan transformasi dari energi fosil ke energi terbarukan. Beberapa langkah konversi pembangkit akan dilakukan PLN dalam waktu dekat.
Foto: PLN
Pegawai PLN memeriksa sistem kelistrikan (ilustrasi). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai melakukan transformasi dari energi fosil ke energi terbarukan. Beberapa langkah konversi pembangkit akan dilakukan PLN dalam waktu dekat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai melakukan transformasi dari energi fosil ke energi terbarukan. Beberapa langkah konversi pembangkit akan dilakukan PLN dalam waktu dekat.

Direktur Megaproyek PLN, Ikhsan Asaad menjelaskan upaya konversi ini dilakukan untuk mendorong target bauran energi 23 persen pada 2025 mendatang. Ikhsan menjelaskan salah satunya dengan mengencangkan penggunaan PLTS.

"Ada 5.200 unit PLTD kita yang akan kami ganti dengan EBT. Salah satunya adalah PLTS untuk di Indonesia timur karena tingkat sinaran matahari disana tinggi," ujar Ikhsan dalam diskusi virtual, Rabu (26/8).

Tahap pertama, kata Ikhsan PLN akan mengkonversi sekitar 200 MW PLTD atau 200 lokasi dengan menggunakan PLTS dengan baterainya juga. Ini kata Ikhsan juga akan menambah porsi bauran energi.

"PLTD kami tuh ada kurang lebih 2,4 GW. Tahap pertama ini, kami replace 200 lokasi kira kira 200 MW yang akan kita ganti dengan solar panel dengan baterai. Jadi gak lagi pakai minyak tapi PLTS plus baterai," ujar Ikhsan.

Selain mengkonversi PLTD, Ikhsan menjelaskan perusahaan juga akan mengkonversi 18.000 MW PLTU memakai bahan baku biomassa. Salah satu proyek yang sudah berhasil melakukan konversi ini adalah PLTU Paiton yang menggunakan 4 persen bahan bakunya menggunakan biomassa selain menggunakan batubara.

"Tahun ini kami melakukan uji coba konversi di 52 titik. Semoga tahun depan semoga sudah bisa masuk komersial. 18 GW let say kalau 1 persen saja kan sudah 18 MW. Targetkan kita 10 persen penggunaan biomassnya," ujar Ikhsan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement