Sabtu 22 Aug 2020 08:26 WIB

Haji Hingga Telur, Hadiah tak Biasa untuk Polisi Selandia

Polisi Selandia Baru setiap tahun menerima bermacam-macam hadiah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Haji Hingga Telur, Hadiah tak Biasa untuk Polisi Selandia. Polisi berjaga-jaga di sebuah taman di seberang jalan dari masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Foto: AP/Mark Baker
Haji Hingga Telur, Hadiah tak Biasa untuk Polisi Selandia. Polisi berjaga-jaga di sebuah taman di seberang jalan dari masjid di Christchurch, Selandia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Haji ke Makkah, empat lusin telur, hingga telepon dari seorang Raja Arab Saudi merupakan beberapa hadiah aneh yang ditawarkan kepada polisi Selandia Baru. Daftar hadiah dan keramahtamahan tahunan telah mengungkapkan berbagai macam hadiah, perjalanan, dan liburan aneh yang ditawarkan kepada petugas polisi negara itu.

Tak hanya hadiah di atas, tercatat pula hadiah satu putaran golf di lapangan golf Michael Hill, senilai 1.000 dolar NZ, tiket Royal Caribbean Cruise Lines untuk 20 staf senilai 20 ribu dolar NZ, biaya keanggotaan bersubsidi di klub pistol senilai 920 dolar NZ, serta perjalanan dan akomodasi internasional senilai 13 ribu dolar NZ. Seua hadiah tersebut ditawarkan oleh Vodafone.

Baca Juga

Dari sekian hadiah yang ada, banyak di antaranya tidak pernah diambil. Bahkan tidak sedikit yang ditolak atau disumbangkan untuk amal, sejalan dengan kebijakan hadiah, diskon, dan keramahtamahan polisi.

Dilansir di Stuff, Jumat (21/8), kebijakan tersebut menyatakan semua tawaran hadiah atau keramahtamahan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan baik bersifat nyata, dugaan, atau potensial harus dilaporkan. Termasuk tawaran dengan nilai lebih dari 50 dolar NZ, terlepas dari apakah nantinya tawaran tersebut diterima atau tidak.

Tahun lalu, beberapa hadiah yang ditawarkan kepada staf di seluruh negeri ditolak dan dikembalikan. Alkohol senilai hampir 900 dolar NZ disumbangkan oleh berbagai kelompok dan individu. Termasuk sebotol vodka 1 liter dari Kedutaan Besar Rusia di Wellington, yang sebagian besar ditolak, dibuang dengan aman, atau disumbangkan untuk amal.

Hadiah paling signifikan diterima Komandan Distrik Waitematā, Naila Hassan. Ia melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan mengambil bagian dalam ibadah Haji ke Makkah. Perjalanan senilai 10 ribu dolar MZ ini dibayar oleh Ketua Dewan Cendekiawan Islam atas undangan Raja Arab Saudi.

Superintendent Hassan, perwira tertinggi polisi Muslim di negara itu, lantas menjadi berita utama internasional. Dia menggambarkan pengalaman perjalanan haji sebagai sesuatu yang selalu dia impikan.

Pidato yang dibuat oleh Inspektur Hassan saat berjaga-jaga pascaserangan teror 15 Maret di Christchurch tahun lalu menjadi viral dan dilihat lebih dari 1,8 juta kali. Selain menunaikan ibadah haji secara gratis, dari catatan yang sama, ia ditawari ponsel seharga 150 dolar MZ oleh Raja Arab Saudi, yang kemudian diterima dan disumbangkan untuk amal.

Hadiah lain yang ditawarkan kepada polisi adalah stasiun pemadam kebakaran mainan seharga 40 dolar NZ yang dihadiahkan oleh Kantor Imigrasi China. Selain itu, Tujuh Defibrillator AED senilai 17.500 dolar NZ dikirimkan oleh Freemason NZ, empat lusin telur yang disumbangkan oleh seorang individu, 200 lempengan kacang Whittaker senilai 360 dolar NZ, dan 10 kaki domba senilai 250 dolar NZ.

Makanan merupakan barang yang paling banyak diterima. Hadiah tersebut lantas didistribusikan ke kelompok kerja polisi dan sebagian besar kupon disumbangkan untuk amal.

Tahun lalu, korowai (jubah) senilai 400 dolar NZ yang disumbangkan oleh Mongrel Mob Notorious ditolak setelah ditawarkan kepada petugas penghubung geng di Distrik Timur. Kebijakan polisi tentang hadiah, diskon, atau keramahtamahan menyatakan penawaran yang tidak dikelola dengan baik dapat berujung mempertanyakan integritas polisi.

Pada akhirnya hal tersebut dapat merusak citra dan kepercayaan publik. Jika seorang polisi ditawari hadiah atau keramahtamahan, beberapa prinsip harus diterapkan sebelum menerima.

Hadiah harus ditolak kecuali nilainya kecil atau menolaknya akan menyebabkan malu atau tersinggung bagi pemberi. Hadiah uang, vocer atau alkohol harus ditolak jika memungkinkan.

Keramahtamahan harus ditolak kecuali keuntungan bisnis bagi instansi kepolisian melebihi keuntungan pribadi pegawai polisi. Karyawan tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi semata-mata karena posisinya sebagai karyawan polisi.

Penerimaan hadiah, diskon, atau keramahtamahan tidak boleh menimbulkan konflik kepentingan yang nyata, dipersepsikan, atau potensial. Selain itu, hadiah yang diberikan kepada pegawai polisi harus dipandang sebagai milik polisi.  

https://i.stuff.co.nz/dominion-post/news/wellington/122521445/a-pilgrimage-to-mecca-4-dozen-eggs-and-a-phone-from-a-king-among-bizarre-gifts-offered-to-police 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement