Rabu 19 Aug 2020 20:30 WIB

Startup Delivery Dorong 300 UMKM di Bali Bangkit

Pertumbuhan penjualan  daring UMKM  sangat dipengaruhi ongkir.

Petugas kurir MYPIN mengantarkan barang pesanan kepada pelanggan.
Foto: Dok MYPIN
Petugas kurir MYPIN mengantarkan barang pesanan kepada pelanggan.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA --  Saat dirumahkan tanpa dibayar atau unpaid leave karena pandemi Covid-19, karyawan retail di Bali membangun startup layanan jasa antar (delivery) dengan mengusung konsep delivery eco friendly.

Pada awal Juni 2020, Agus Suhendar yang saat itu karyawan unpaid leave perusahaan retail di Bali,  mendirikan usaha jasa kurir (delivery services) dengan ongkos kirim murah. Awalnya usaha ini dibuka karena banyak karyawan unpaid leave saat pandemi Covid-19  justru menjadi pengusaha UMKM yang berjualan secara daring di rumah.

“Saya melihat ini sebagai peluang untuk membangun jasa kirim dengan ongkos kirim yang ekonomis karena mereka butuh biaya ongkir murah untuk kirim ke pembeli," papar Agus dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/8).

Agus membangun MYPIN sebagai sebuah jasa kurir secara daring untuk membantu UMKM dalam menjual produknya. Ongkos kirim yang hanya senilai Rp1.250, menurutnya cukup membantu pertumbuhan penjualan online UMKM di Bali. Saat ini, Agus telah memiliki sekitar 300 pelanggan dari UMKM yang tersebar di area Badung, Jimbaran, Nusa Dua, Denpasar, Tabanan, dan Gianyar.

Menurut Agus, pertumbuhan penjualan secara daring UMKM memang sangat dipengaruhi oleh besarnya ongkos kirim. “Dengan adanya ongkir ekonomis, pertumbuhan penjualan ratusan UMKM di Bali berkembang cukup signifikan,” tuturnya.

Selain itu, Agus juga menuturkan bahwa seluruh armada MYPIN menggunakan BBM ramah lingkungan. “MYPIN mengusung konsep eco delivery karena selain ongkir yang ekonomis, seluruh armada kami menggunakan BBM ramah linkungan (eco friendly),’ tutur Agus.

Ia mengemukakan, pada masa pandemi Covid-19, pertumbuhan UMKM terlihat sejak banyak karyawan di Bali yang dirumahkan. Mereka yang awalnya bekerja di hotel, restoran, travel agent, dan tempat wisata, harus menerima kenyataan untuk dirumahkan tanpa dibayar.

Agus berharap, krisis saat pandemi ini justru dapat melahirkan pengusaha-pengusaha UMKM baru. Saat ini usaha jasa kurir MYPIN yang Agus bentuk memiliki 10 mitra yang juga karyawan yang dirumahkan dengan menyandang status unpaid leave.

"Kita semua berdoa agar pandemi ini segera selesai dan Bali kembali menjadi tempat destinasi yang banyak diminati. Semoga akan banyak pengusaha UMKM baru yang nantinya dapat membuka lapangan pekerjaan," tutup Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement