Jumat 14 Aug 2020 20:25 WIB

Sinergi BNI Syariah-GPM untuk Pesantren Cegah Covid-19

Kolaborasi Gerakan Pakai Masker diharapkan mengangkat nilai Hasanah BNI Syariah

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo (paling kanan); dan Pengasuh PP Lirboyo sekaligus Rais Syuriah PBNU, Abdullah Kafabihi Mahrus (layar, tiga dari kiri) sesaat sebelum melakukan penyerahan Simbolis 25 ribu Masker dari Gerakan Pakai Masker (GPM) dan BNI Syariah, Jumat (14/8).   Gerakan sosial memakai masker di lingkungan pesantren ini diharapkan bisa menjadi pengingat dan gaya hidup bagi santri di Indonesia agar disiplin menjaga kesehatan di tengah pandemi. Kegiatan ini diharapkan bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.
Foto: BNI Syariah
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo (paling kanan); dan Pengasuh PP Lirboyo sekaligus Rais Syuriah PBNU, Abdullah Kafabihi Mahrus (layar, tiga dari kiri) sesaat sebelum melakukan penyerahan Simbolis 25 ribu Masker dari Gerakan Pakai Masker (GPM) dan BNI Syariah, Jumat (14/8). Gerakan sosial memakai masker di lingkungan pesantren ini diharapkan bisa menjadi pengingat dan gaya hidup bagi santri di Indonesia agar disiplin menjaga kesehatan di tengah pandemi. Kegiatan ini diharapkan bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah bersama Gerakan Pakai Masker (GPM) bersinergi melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan masker di Pondok Pesantren (PP) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur dalam upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19. Kegiatan ini dilakukan dalam format webinar dan disiarkan langsung di youtube BNI Syariah, Jumat (14/8).

Hadir pada kesempatan ini Pengasuh PP Lirboyo Rais Syuriah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama),  KH. Abdullah Kafabihi Mahrus;  Ketua Umum GPM, Sigit Pramono; Ketua Dewan Pengawas Syariah BNI Syariah, Dr. Hasanudin; serta Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo. Sebagai penyuluh, turut hadir pula Yenny Wahid dan dr. Kurniawan Kadafi, SPA (K). Selain sosialisasi dan edukasi, pada acara tersebut juga dibagikan 25 ribu masker untuk santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Lirboyo.

Sejak berlakunya era Kebiasaan Baru dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar, beberapa pondok pesantren sudah kembali dibuka untuk kegiatan belajar mengajar. Pesantren merupakan klaster yang cukup rentan dalam penyebaran virus COVID-19, karenanya para satriwan diharapkan dapat tertib menggunakan masker agar mencegah penularan COVID-19 dan dapat ikut serta mengedukasi sekelilingnya untuk menggunakan masker dalam kehidupan sehari-harinya.

photo
Santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri menyaksikan acara Gerakan Pakai Masker Penyuluhan Pakai Masker (PPM) Penyuluhan Untuk Penyuluh (PuP) di Pondok Pesantren Angkatan Kedua dalam format Zoom Webinar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jumat (14/8). Gerakan Pakai Masker (GPM) merupakan suatu gerakan masyarakat berskala nasional yang diprakarsai oleh beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama. Gerakan ini memiliki tujuan membantu Pemerintah dengan melakukan edukasi dan sosialisasi untuk mengajak masyarakat memakai masker secara disiplin untuk pencegahan penularan COVID-19 dan sekaligus menyiapkan masyarakat untuk menyongsong Normal Baru (New Normal). - (BNI Syariah)

Ketua Umum GPM Sigit Pramono menyatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Asparindo (Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia) untuk memberikan penyuluhan penggunaan masker pada para pedagang kecil pada 9.200 pasar trandisional yang tersebar di berbagai kota/kabupaten Indonesia.

Saat ini GPM mengajak para pengurus pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah serta Jawa Timur untuk secara aktif memberikan penyuluhan pada para santri untuk selalu berdisiplin menggunakan masker saat beraktivitas, yang juga diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

“Sebelum ini kami telah melakukan sosialisasi dan edukasi di Pesantren Genggong, Probolinggo, Jawa Timur. Sekarang di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri dan nanti kami akan terus bergerak ke pesantren yang lain. Kami menyadari memakai masker adalah upaya paling mudah yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus COVID-19.  Disiplin menggunakan masker diyakini bisa mencegah hingga 75 persen risiko penularan,” ujar Sigit.

Sementara Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo dalam sambutannya mengatakan Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah berkomitmen untuk menjalankan Hasanah Way, yang terus menerus berupaya untuk memberikan kebermanfaatan dan kebaikan (Hasanah) yang tidak terputus baik di dunia maupun akhirat. 

Kegiatan ini diharapkan dapat terus menebar kebaikan sesuai nilai-nilai Hasanah yang dijunjung BNI Syariah, antara lain dengan cara berbagi, berdonasi serta mengedukasi masyarakat untuk memakai masker agar melindungi kamu dan aku, melindungi Indonesia dan melindungi dunia.

“Terima kasih kepada Gerakan Pakai Masker atas sinergi hasanah yang menginisiasi gerakan sosial  yang dapat membawa maslahat untuk para santri dan pengurus pesantren di Indonesia. Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama dengan BNI Syariah yaitu mengedukasi umat agar disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker,” kata Firman.

Sejak tahun 2007 BNI Syariah telah menjalin kerjasama dengan Pondok Pesantren Lirboyo terkait penerimaan pembayaran keuangan santri, tabungan santri, cash management BNI Syariah-BNI Direct.  Kerjasama ini diharapkan bisa memberikan kontribusi optimal bagi pengembangan ekosistem halal di Indonesia dalam hal ini halal education.

photo
Santri Pondok Pesantren Lirboyo memakai masker dari BNI Syariah bersama Gerakan Pakai Masker (GPM) dalam acara Penyuluhan Pakai Masker (PPM) Penyuluhan Untuk Penyuluh (PuP) di Pondok Pesantren Angkatan Kedua yang dilakukan dalam format webinar dan disiarkan langsung di youtube BNI Syariah, Jumat (14/8). GPM bersama BNI Syariah mengajak para pengurus pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah serta Jawa Timur untuk secara aktif memberikan penyuluhan pada para santri untuk selalu berdisiplin menggunakan masker saat beraktivitas, yang juga diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. - (BNI Syariah)

Tokoh Muslimah Yenny Wahid yang juga turut hadir dalam acara tersebut menambahkan bahwa COVID-19 ini merupakan masalah global tanpa terkecuali di Indonesia. Wabah penyakit seperti COVID-19 ini bukan yang pertama. Sebelumnya ada wabah black death atau wabah  hitam yang melanda Eropa yang mengakibatkan jutaan orang meninggal. Kita perlu memastikan kita tidak menjadi korban fenomena alam ini hanya dengan cara yang mudah yaitu memakai masker.

“Kesehatan dan kebersihan derajat nya sangat tinggi sekali dalam agama Islam. Santriwan dan santriwati merupakan tulang punggung dalam mensosialisasikan dan mengedukasi sekeliling untuk memakai masker. Memakai masker adalah bagian dari kita menjaga diri sendiri dan bagian dari kita melindungi orang-orang yang kita cinta termasuk orang tua kita sendiri.” ujar Yenny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement