Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Respons Ketua MPR Terkait Sejumlah Isu Aktual

Jumat 14 Aug 2020 18:47 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo merespons sejumlah isu aktual.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo merespons sejumlah isu aktual.

Foto: MPR
Bamsoet mengimbau masyarakat selalu mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Bambang Soesatyo memberikan respons aktualnya terkait sejumlah isu dalam sepekan terakhir. Mulai dari sanksi tegas untuk pelanggar protokol kesehatan hingga soal belajar tatap muka.

Berikut di antaranya, dikutip dari siaran persnya, Jumat (14/8):

Baca Juga

1. Perlu adanya sanksi tegas agar masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang diatur dalam peraturan daerah/Perda, namun penyusunan Perda masih membutuhkan waktu hingga akhir tahun sementara kasus Covid-19 di daerah masih terus meningkat, respon Ketua MPR RI:

A.  Mendorong agar dalam penyusunan Perda tersebut dapat mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, serta mencerminkan rasa keadilan dan perlindungan terhadap masyarakat.

B.   Mendorong pemerintah daerah/Pemda yang belum memiliki Perda terkait kedisiplinan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, agar segera menyusun Perda bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) agar petugas mempunyai dasar untuk menindak bagi masyarakat yang abai terhadap ketentuan yang ditetapkan Pemda, khususnya ketentuan mengenai protokol kesehatan.

C. Mendorong aparat yang bertugas dalam upaya meningkatkan disiplin untuk dapat menekan laju penyebaran Covid-19 di masyarakat, harus didukung oleh aparat kepolisian dan TNI. Selain itu, masyarakat juga harus peduli akan keselamatan dirinya masing-masing.

D.   Mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi dalam menerapkan protokol kesehatan ketika beraktivitas, seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, dan melakukan jaga jarak/physical distancing.

2. Masih adanya sejumlah permasalahan dalam penanganan Covid-19, pemulihan ekonomi, dan rendahnya penyerapan anggaran, respon Ketua MPR RI:

A. Mendorong pemerintah berupaya secara optimal dalam penanganan pandemi Covid-19, seperti dalam pelaksanaan rapid test, swab test, pelacakan/tracing, dan pelaksanaan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Mendorong pemerintah agar segera merealisasikan penyerapan anggaran untuk seluruh penanganan Covid-19 secara maksimal, demikian juga penyerapan anggaran dari Program Pemulihan Ekonomi/PEN agar dapat tercapai sesuai target, dikarenakan hingga saat ini anggaran PEN yang terserap baru Rp 151,25 triliun dari total Rp 695,2 triliun keseluruhan anggaran PEN.

C. Mendorong pemerintah untuk memperbaiki dan memverifikasi kembali data-data masyarakat yang membutuhkan dan sektor-sektor terdampak pandemi, sehingga pemberian bantuan tepat sasaran.

D. Mendorong pemerintah berupaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal/triwulan III-2020, salah satunya berupaya dalam meningkatkan daya beli masyarakat.

3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperbolehkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) digunakan untuk melakukan tes Covid-19 terhadap warga sekolah, langkah tersebut menyusul diperbolehkannya daerah di zona hijau dan kuning untuk membuka pembelajaran tatap muka, respon Ketua MPR RI:

A.   Mendorong pemerintah dalam hal ini  Kemendikbud mengkaji kembali keputusan menggunakan dana BOS untuk tes Covid-19, karena dana BOS tersebut diperuntukan kebutuhan sekolah. disamping itu biaya untuk tes covid-19 sudah dianggarkan oleh pemerintah dengan dana yang cukup besar, oleh karena itu jangan menambah beban sekolah, sebab sekolah juga harus menggaji guru honorer dan biaya operasional lainnya.

B.   Mendorong pemerintah dalam hal ini  Kemendikbud dapat memikirkan dan memperhatikan terlebih dahulu kondisi di setiap sekolah, sehingga kebijakan ataupun keputusan yang diambil oleh pemerintah tidak membebani pihak sekolah.

C. Mendorong pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan penerapan pembelajaran tatap muka di zona kuning sampai kondisi benar-benar dinyatakan aman, guna mencegah munculnya klaster penyebaran Covid-19 yang berasal dari sekolah.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler