Selasa 11 Aug 2020 05:36 WIB

Iran Tutup Surat Kabar Atas Tuduhan Angka Virus Corona

Terkait angka virus corona, Iran tutup surat kabar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Iran Tutup Surat Kabar Atas Tuduhan Angka Virus Corona. Foto: Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker, Sabtu (22/2). Meyusul kematian 5 warga Iran yang terjangkit Corona Virus (COVID-19) pemasaran masker di negara ini melonjak drastis.
Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Iran Tutup Surat Kabar Atas Tuduhan Angka Virus Corona. Foto: Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker, Sabtu (22/2). Meyusul kematian 5 warga Iran yang terjangkit Corona Virus (COVID-19) pemasaran masker di negara ini melonjak drastis.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Pemerintah Iran dikabarkan menutup surat kabar yang mempublikasikan wawancara dengan seorang dokter pemerintah. Dokter itu mengatakan Iran menutup-nutupi besarnya wabah virus korona di negara itu.

Pada Senin (10/8) media Kanada, BNN Bloomberg melaporkan surat kabar Jahan-e Sanat mengutip epidemiolog gugus tugas nasional Iran, Mohammadreza Mahboubfar. Ia mengatakan sejak awal pandemi Iran sudah 'merekayasa angka-angka' virus corona.

Baca Juga

Dalam wawancara yang dipublikasikan 9 Agustus itu Mahboubfar menambahkan pemerintah Iran 'menutupi' kasus pertama virus corona untuk 'alasan keamanan dan politik'. Sejauh ini Iran sudah melaporkan 328.844 kasus infeksi dan 18.616 kasus kematian terkait virus corona.

 "Saya yakin angka yang diumumkan Kementerian Kesehatan pada realitanya (angka yang terinfeksi dan meninggal dunia) 1 per 20," kata Mahboubfar berdasarkan situs jahanesanat.ir. 

Pada kantor berita Iran, IRNA, redaktur pelaksana Jahan-e Sanat Mohammadreza Saadi mengatakan tidak lama setelah wawancara itu dipublikasikan. Dewan Pengawas Media Kementerian Budaya dan Pedoman Islam mengeluarkan perintah penutupan sementara Jahan-e Sanat. 

Hingga Senin, Mahboubfar masih tampak aktif di media sosial Twitter. Iran salah satu negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi virus corona.

Sejak pemerintah melonggarkan pembatasan sosial untuk membangkitkan perekonomian bulan Mei lalu jumlah kasus infeksi dan kematian virus corona di negara itu tersebut meningkat. Pada pekan lalu BBC melaporkan jumlah kasus kematian di Iran mungkin tidak kali lebih besar dibandingkan angka resmi yang disampaikan pemerintah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement