Jumat 07 Aug 2020 15:31 WIB

Masjid Unik di Turki, Berdiri Sejak 7 Abad Lalu tanpa Paku

Masjid tanpa paku di Turki ini mampu melalui ujian waktu selama ratusan tahun.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Unik di Turki, Berdiri Sejak 7 Abad Lalu tanpa Paku. Masjid Orhan Gazi di di Distrik Akcakoca, Provinsi Duzce, Turki. Masjid ini dibangun pada 1323 dan akan segera merayakan hari jadinya yang ke-700.
Foto: Anadolu Agency
Masjid Unik di Turki, Berdiri Sejak 7 Abad Lalu tanpa Paku. Masjid Orhan Gazi di di Distrik Akcakoca, Provinsi Duzce, Turki. Masjid ini dibangun pada 1323 dan akan segera merayakan hari jadinya yang ke-700.

REPUBLIKA.CO.ID, AKCAKOCA -- Banyak bangunan bersejarah yang masih berdiri kukuh hingga hari ini. Namun, berbeda dengan dua masjid yang terletak di distrik Akcakoca di provinsi Duzce di Turki barat laut.

Kedua masjid tersebut telah berdiri selama berabad-abad dan terus membuat takjub para pengunjung. Bagaimana tidak, struktur masjid ini dibangun tanpa fondasi (dalam arti tradisional) dan tanpa paku tunggal. Dalam masa rekayasa modern dan teknologi tinggi, struktur demikian mungkin terdengar seperti rumah kartu.

Baca Juga

Kedua masjid tersebut adalah Masjid Orhan Gazi dan Masjid Cuma. Masjid tersebut adalah simbol budaya lokal. Arsitektur unik dari angunan bersejarah ini diharapkan dapat memikat wisatawan.

Dilansir di Daily Sabah, Rabu (5/8), keunikan dari bangunan ini ialah karena dibangun tanpa paku dan dirakit menggunakan teknik sejarah. Teknik itu dikenal sebagai teknik 'Candi' (atau canti), yakni metode pertukangan dan konstruksi tradisional Turki yang menggunakan kayu gelondongan dan kayu pohon.

Dengan membuat sambungan yang saling terkait, bangunan dibangun tanpa menggunakan paku. Bangunan itu juga tidak memiliki fondasi tradisional yang dipadatkan dengan semen. Bangunan masjid hanya dibangun di atas batu-batu besar yang disatukan, yang mencapai ketinggian sekitar satu meter (3,3 kaki).

Teknik ini telah lebih banyak digunakan di Anatolia utara, dan terutama dalam pembangunan rumah batako di dataran tinggi atau di desa-desa hutan. Meskipun mengalami penurunan besar dari 1950 dan seterusnya dengan munculnya dan berkembangnya teknik penyemenan, namun metode ini muncul kembali baru-baru ini dan menjadi cara konstruksi yang lebih hemat biaya dan lebih sehat.

photo
Masjid Hemsin Cuma di Distrik Akcakoca, Provinsi Duzce, Turki. Masjid ini dibangun 200 tahun lalu tanpa paku. - (Anadolu Agency)

Orang mungkin berpikir bangunan yang dibangun dengan menggunakan teknik seperti itu tidak akan tahan terhadap bencana alam seperti gempa bumi atau banjir. Faktanya, berkat kerja tangan yang brilian dan rekayasa arsitek cerdas dari masa lalu yang bersejarah, masjid-masjid ini berhasil bertahan dalam ujian waktu.

Dari kedua masjid tersebut, masjid yang lebih tua adalah Masjid Orhan Gazi, yang terletak di desa Cayagzi. Masjid ini dibangun pada 1323 dan akan segera merayakan hari jadinya yang ke-700. Masjid ini dinamai Orhan Gazi sesuai dengan nama putra dari Osman Gazi, yang merupakan pendiri dari Kekaisaran Ottoman.

Diyakini, bahwa Orhan Gazi mengunjungi wilayah itu pada 1323 dan memerintahkan pembangunan masjid yang kemudian menyandang namanya. Masjid ini adalah bagian penting dari sejarah lokal dan contoh indah dari arsitektur tradisional Turki.

Sementara itu, Masjid Hemsin Cuma dibangun lebih baru pada usia hampir 200 tahun. Namun, masjid tersebut dibangun menggunakan teknik 'Candi' yang sama. Sultan Mahmud II, penguasa Kekaisaran Ottoman ketika itu, menugaskan pembangunan masjid Cuma pada 1834.

Dalam bahasa Turki, nama masjid Cuma berarti 'Jumat', yang merupakan hari suci dalam budaya Islam. Jumat merupakan hari dimana sholat Jumat diadakan di masjid-masjid.

Masjid ini menggabungkan dua jenis konstruksi. Masjid Cuma memiliki hiasan batu di lantai pertama dan hiasan kayu di lantai dua menggunakan teknik 'candi'. Masjid Cuma membawa kepentingan budaya yang signifikan bagi wilayah tersebut.

Karena itu, warga Akcakoca berharap kedua masjid bersejarah tersebut akan menarik lebih banyak wisatawan lokal dan asing ke daerah tersebut. Sehingga, memberi pengunjung kesempatan untuk melihat gaya unik arsitektur tradisional Turki. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement