Rabu 05 Aug 2020 18:10 WIB

Inggris: Jangan Berspekulasi Dini Penyebab Ledakan Lebanon

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyebut ledakan Lebanon kemungkinan serangan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Foto menggunakan drone memperlihat bekas-bekas ledakan di kawasan pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8). Ledakan berskala besar tersebut merusak area pelabuhan, menghancurkan bangunan di ibu kota dan menciptakan awan bentuk jamur berukuran raksasa di langut Beirut.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Foto menggunakan drone memperlihat bekas-bekas ledakan di kawasan pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8). Ledakan berskala besar tersebut merusak area pelabuhan, menghancurkan bangunan di ibu kota dan menciptakan awan bentuk jamur berukuran raksasa di langut Beirut.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi penyebab ledakan di Beirut, Lebanon yang menewaskan 100 orang. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah mengatakan ledakan itu kemungkinan sebuah serangan.

Pemerintah Lebanon mengatakan ledakan besar yang dampaknya menjadi 3 kilometer itu disebabkan oleh amonium nitrat. Bahan kimia yang mudah meledak itu disimpan di gudang pelabuhan selama bertahun-tahun.

Baca Juga

"Pihak berwenang Lebanon tentu menyelidiki penyebab tragedi dan sebelum kami memiliki hasil penyelidikan itu terlalu dini untuk berspekulasi," kata Menteri Muda Pendidikan Inggris Nick Gibb, Rabu (5/8).

Kepada stasiun televisi Sky, Gibb juga mengatakan saat ini Inggris tengah membahas bantuan teknis dan finansial apa yang dapat ditawarkan ke Lebanon. Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan ledakan itu disebabkan 2.700 ton amonium nitrat.

Di situs The Conversation dosen teknik kimia di University of Melbourne Gabriel da Silva menjelaskan amonium nitrat diproduksi sebagai palet kecil, yang digunakan sebagai pupuk. Tapi juga komponen utama banyak bahan peledak tambang bila dicampur dengan minyak dan dipasang pemicunya.

Menurut Da Silva banyak faktor yang membuat bencana amonium nitrat terjadi. Ia menulis senyawa kimia dengan rumus NH4NO3 tidak terbakar sendiri.

Garam nitrat dari kation amonium itu bertindak sebagai oksigen yang mempercepat proses pembakaran materi lain. Proses pembakaran hanya dapat terjadi bila ada oksigen.

"Amonium nitrat memiliki konsentrasi oksigen yang lebih banyak dibandingkan udara yang ada disekitar kita. Itulah mengapa efektif sebagai peledak tambang, bila dicampur dengan minyak dan bahan bakar lainnya," tulis Da Silva.

Da Silva menambahkan dengan suhu yang cukup tinggi, amonium nitrat dalam terurai sendiri. Proses ini menciptakan gas termasuk nitrogen oksida dan uap air. Pelepasan gas yang cepat inilah yang menyebabkan ledakan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement