Rabu 05 Aug 2020 18:04 WIB

ESDM Akui Shell Hengkang dari Blok Masela

Meksi Shell hengkang, pemerintah memastikan penggarapan Blok Masela tetap berjalan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Blok Masela
Foto: blogspot.com
Blok Masela

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM akhirnya buka suara terhadap isu hengkangnya Shell dari konsorsium Blok Masela. Plt Direktur Jenderal Migas dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Ego Syahrial mengiyakan Shell menjual hak partisipasi mereka dari Blok Masela.

Baca Juga

"Ya benar. Mereka juga mengajukan open data dan ini sedang proses," ujar Ego saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (5/8).

Ego juga menjelaskan saat ini sudah ada 32 perusahaan baik dalam dan luar negeri yang sedang mengakses buka data hak partispasi Shell di Blok Masela. Ego menjelaskan pemerintah merestui hal tersebut agar proyek ini segera mendapatkan partner pengembangan sehingga proyek bisa segera berjalan.

"Pemerintah cari kompetensi yang terbaik aja. Izin sudah diproses untuk investor overseas. Makanya meskipun enggak ada Shell, proyek ini harus tetap jalan," ujar Ego.

Namun, ia enggan merinci siapa saja 32 perusahaan yang sedang melirik open data tersebut. Ia hanya menjelaskan siapa saja bisa melakukan hal ini dan dengan adanya 32 perusahaan yang melakukan open data maka proyek ini banyak peminat.

"Kalau 32 yang akses tandanya apa? Banyak yang minat kan," ujar Ego.

Ego juga menjelaskan saat ini pemerintah berupaya semaksimal mungkin agar proyek ini bisa tetap berjalan. Sebab, Blok Masela adalah proyek penting dan merupakan tumpuan cadagan gas nasional.

"Harus tetap jalan. Ini proyek besar. Jadi kita lakukan yang terbaik untuk ini," ujar Ego.

Royal Dutch Shell pengelola hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Blok Masela sebanyak 35 persen dikabarkan bakal hengkang dari Lapangan Gas Abadi itu. Mengutip energyvoice.com Shell mengincar dana senilai 2,2 miliar dolar AS dari proses divestasi 35 persen hak partisipasinya itu. Besaran angka itu dipaparkan oleh lembaga riset Rystad Energy.

Kendati demikian, Rystad memperkirakan akan sulit bagi Shell mendapatkan pembeli sekalipun Proyek Masela yang terletak dekat dengan pasar Asia. Terlebih lagi, Blok Masela belum memasuki fase pengembangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement