Rabu 05 Aug 2020 12:56 WIB

Perekonomian Indonesia Minus, Terendah Sejak 1999

Menjaga keseimbangan kesehatan dan ekonomi tidak mudah.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala BPS Suhariyanto (kanan). Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 5,3 persen pada kuartal II 2020 merupakan yang terendah sejak krisis pada 1999 lalu.
Foto: Republika/Prayogi
Kepala BPS Suhariyanto (kanan). Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 5,3 persen pada kuartal II 2020 merupakan yang terendah sejak krisis pada 1999 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2020 terkontraksi mencapai minus 5,32 persen. Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, angka tersebut merupakan yang terendah sejak krisis pada 1999 lalu.

Baca Juga

"Pertumbuhan kuartal ini kalau dilacak terendah sejak kuartal I 1999 waktu krisis ekonomi. Saat itu pertumbuhan kontraksi sebesar 6,13 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (5/8).

Ia mengatakan, seluruh negara di dunia yang terdampak pandemi virus corona pada umumnya menerapkan kebijakan yang sama. Yakni mengutamakan kesehatan dengan melakukan pembatasan aktivitas. Namun, di sisi lain berupaya agar denyut ekonomi tetap berjalan.

Suhariyanto menegaskan, untuk menjaga keseimbangan antara dua hal itu bukan perkara yang mudah. Hal itu tecermin dari banyak negara di dunia yang juga mengalami kontraksi pertumbuhan pada kuartal kedua 2020.

Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi minus, yakni Amerika Serikat sebesar minus 9,5 persen, Singapura minus 12,6 persen, Korea Selatan minus 2,9 persen, Hong Kong minus sembilan persen dan Eropa 14,4 persen.

Sementara itu, China kembali tumbuh 3,2 persen setelah minus pada kuartal I sebesar minus 6,8 persen. Begitu juga dengan Vietnam yang masih bertahan pada pertumbuhan positif sebesar 0,4 persen di kuartal II 2020 meski melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,8 persen.  

"Kontraksi kita cukup dalam. Kemarin pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020 sudah tumbuh melambat. Ini dampak pandemi Covid-19 yang luar biasa buruknya," kata Suhariyanto.

Sebelumnya, pada kuartal I 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,97 persen. Meski demikian, angka itu mengalami perlambatan dari posisi kuartal IV 2019 yang sebesar 4,97 persen maupun kuartal I tahun lalu yang masih tumbuh 5,07 persen.

Selama kuartal I 2020, struktur pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dari sisi lapangan usaha masih menghasilkan pertumbuhan sebesar 2,97 persen. Sebanyak 17 sektor lapangan usaha mampu tumbuh positif. Begitu pula dari sisi pengeluaran. Data BPS mencatat pertumbuhan PDB masih positif 2,97 persen.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement