Kamis 30 Jul 2020 23:18 WIB

Komite PEN Diharapkan Dorong Reformasi Ekonomi Nasional

Reformasi struktural dan Omnibus Law Cipta Kerja mampu bangkitkan kembali ekonomi.

Ketua Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri (kiri)
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diharapkan mampu mendorong percepatan penyaluran stimulus yang dibutuhkan masyarakat terkait pandemi. Kepemimpinan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai Ketua Komite juga dinilai mampu mengintegrasikan berbagai institusi dan regulasi, serta mengefisiensikan berbagai regulasi untuk tujuan pemulihan ekonomi.

Peneliti ekonomi dari Centre For Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua Komite, Yose mengharapkan Airlangga juga dapat sekaligus menuntaskan pekerjaannya melakukan reformasi struktural terkait RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

Hal ini mengingat upaya pemulihan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19 juga harus menyentuh efisiensi berbagai regulasi yang dinilai selama ini menghambat investasi. Dalam hal penanganan pandemi, keberadaan Komite Penanganan Covid 19 dan PEN tentu akan didukung, baik itu untuk percepatan penyerapan program kementerian, program bantuan, dan stimulus.

"Namun tetap pula diprioritaskan upaya penuntasan reformasi struktural ekonomi dalam hal pemulihan aspek ekonomi baik di masa pandemi maupun paska pandemi nanti," kata Yose Rizal dalam rilisnya, Kamis (30/7).

 

Yose menambahkan yang diperlukan saat penanganan krisis seperti ini adalah mengefisienkan segala bentuk regulasi. Hal ini agar pemerintah bisa melakukan berbagai langkah percepatan untuk membantu masyarakat terdampak sekaligus memperbaiki kondisi ekonomi.

Untuk tujuan jangka panjang, reformasi struktural dan Omnibus Law Cipta Kerja harus segera diwujudkan untuk membangkitkan kembali ekonomi. Hal itu dilakukan paralel dengan upaya program bantuan dan stimulus yang merupakan sesuatu keharusan yang mendesak, namun bersifat jangka pendek.

"Oleh karena itu saya harap semua pihak terkait bisa bekerja lebih keras merampungkan RUU Cipta Kerja. Tujuan utamanya agar regulasi yang timpang tindih yang berkaitan dengan investasi dapat segera ditertibkan. Pemulihan ekonomi dapat berlangsung lebih cepat," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement