Kamis 30 Jul 2020 03:20 WIB

Rusia Bantah Sebarkan Disinformasi Pandemi di AS

Rusia membantah tuduhan yang menyebutnya menyebarkan disinformasi pandemi Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Bendera Rusia dan Amerika Serikat. Rusia membantah tuduhan yang menyebutnya menyebarkan disinformasi pandemi Covid-19 di AS. Ilustrasi.
Foto: Euromaidan Press
Bendera Rusia dan Amerika Serikat. Rusia membantah tuduhan yang menyebutnya menyebarkan disinformasi pandemi Covid-19 di AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Rusia membantah tuduhan yang menyebutnya menyebarkan disinformasi terkait pandemi Covid-19 di Amerika Serikat (AS). Moskow memandang tudingan itu sebagai bagian dari teori konspirasi dan fobia persisten.

"Media Rusia secara aktif bekerja untuk meliput situasi dengan virus corona. Memang ketika berbicara Rusia, ia melewati sulit ini lebih baik daripada banyak negara lain, meskipun bukan tanpa masalah. Memang, semua media menunjukkan masalah besar yang dialami AS selama periode ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu (29/7).

Baca Juga

"Jadi dalam hal ini jika ada yang berbicara tentang semacam disinformasi, itu adalah semacam fobia persisten dan tidak perlu menyalahkan kerja media yang objektif dan berkualitas," ujar Peskov menambahkan.

Kepala komite urusan luar negeri di majelis tinggi parlemen Rusia Konstantin Kosachev menyebut tudingan terhadap negaranya terkait penyebaran disinformasi pandemi Covid-19 adalah "teori konspirasi baru" yang dibuat wartawan. Selain itu, tuduhan tersebut merupakan satu tipuan baru dari layanan keamanan Amerika.

Kosachev mengungkapkan sejauh ini tidak ada teori konspirasi yang ditayangkan media Barat telah terkonfirmasi dalam kehidupan nyata. Pada Selasa (28/7) lalu, para pejabat AS mengatakan dinas intelijen Rusia menggunakan tiga situs web berbahasa Inggris untuk menyebarkan disinformasi tentang pandemi Covid-19. Tiga situs itu menerbitkan sekitar 150 artikel tentang respons pandemi, termasuk liputan yang bertujuan menopang Rusia atau merendahkan AS.

Menurut salah satu pejabat, artikel-artikel itu dipublikasikan antara akhir Mei dan awal Juli. Moskow dituding hendak mengeksploitasi krisis yang sedang berusaha diatasi AS menjelang pemilihan presiden pada November mendatang.

Salah satu situs yang dituduh menyebarkan disinformasi adalah One World. Mereka pun telah membantah bahwa pihaknya bekerja untuk dinas intelijen militer Rusia atau terlibat dalam semacam propaganda.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement