Senin 27 Jul 2020 04:09 WIB

LPDB Berpotensi Biayai Permodalan Koperasi Produksi Ternak

Koperasi membutuhkan ketersediaan pakan ternak dan populasi sapi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa pada tahun 2020, pihaknya mempunyai target pengembangan lima percontohan korporasi petani, salah satunya adalah korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera di Subang yang berbentuk koperasi.
Foto: Kementan,
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa pada tahun 2020, pihaknya mempunyai target pengembangan lima percontohan korporasi petani, salah satunya adalah korporasi peternak sapi potong Brahman Sejahtera di Subang yang berbentuk koperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM berpotensi membiayai permodalan dana bergulir bagi Koperasi Produksi Ternak (KPT) Maju Sejahtera (MS). KPS MT merupakan koperasi pembiakan sapi berskema bagi hasil, pengadaan dan perdagangan sapi, produksi dan penjualan pakan, serta pinjaman sapi dan penjualan produk limbah ternak. 

Hal itu diungkapkan Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo usai mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi sentra peternakan sapi di Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung pada Sabtu (25/7). "Kami masih lihat-lihat dan survei terhadap eksistensi koperasinya. Kita juga masih menggali apa sebetulnya kebutuhan mereka. Dan mereka pun belum mengajukan proposal pembiayaan dana bergulir," jelas dia, melalui keterangan resmi pada Ahad (26/7).

Dari hasil dialog dengan para pengurus KPT MS, Supomo menyebutkan ada dua hal yang menjadi kebutuhan koperasi. Pertama kebutuhan ketersediaan pakan ternak dan kedua meningkatkan populasi sapi.

"Dalam dialog tadi yang juga dihadiri perwakilan dari Bank Indonesia (BI) Lampung disebutkan, kekuatan permodalan untuk para peternak sapi meningkatkan populasi sapi. Lebih tepat melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)," tutur Supomo. 

 

Sementara LPDB KUMKM, lanjutny, bisa memperkuat permodalan untuk pengadaan pakan ternak. "Kalau peternak sapi beli pakan ternak sendiri-sendiri kurang efisien. Maka, bisa beli melalui koperasi. Di situ LPDB berpotensi menggulirkan dana bergulir," ujarnya. 

Ketua KPT Maju Sejahtera Jaya Suhadi mengungkapkan, para anggotanya sangat ingin memiliki sapi secara kredit, hanya saja koperasi memiliki kesulitan permodalan. "Koperasi membutuhkan sekitar 100 ekor sapi, jika ditotalkan dalam rupiah berarti sebesar Rp 2 miliar dengan masa tenor atau lamanya angsuran kredit selama 2 sampai 3 tahun," jelas Jaya. 

Jika dihitung, katanya, satu peternak akan membayar cicilan sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta per bulan. Besaran cicilan ini tidak memberatkan peternak.

Namun, lanjut Jaya, kebutuhan 100 ekor sapi itu tidak serta merta langsung sejumlah itu, melainkan bertahap dengan rincian setiap bulan 20 ekor sapi. "Satu peternak setidaknya harus memiliki 10-13 ekor sapi. Namun, saat ini, para peternak yang menjadi anggota koperasi baru memiliki 1-2 ekor sapi," kata dia. (Iit Septyaningsih) 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement