Sabtu 25 Jul 2020 10:32 WIB

Turki Teruskan Tradisi Khatib Jumat Pegang Pedang di Hagia

Khutbah sambil membawa pedang merupakan tradisi Kesultanan Turki Utsmani.

Rep: umar mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Turki Teruskan Tradisi Khatib Jumat Pegang Pedang di Hagia. Orang-orang berdoa di Hagia Sophia setelah sholat Jumat saat upacara pembukaan resmi Hagia Sophia sebagai masjid di Istanbul, Turki, 24 Juli 2020.
Foto: EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU
Turki Teruskan Tradisi Khatib Jumat Pegang Pedang di Hagia. Orang-orang berdoa di Hagia Sophia setelah sholat Jumat saat upacara pembukaan resmi Hagia Sophia sebagai masjid di Istanbul, Turki, 24 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kepala Direktorat Urusan Agama Turki Ali Erbas menyatakan bakal meneruskan tradisi khatib sholat Jumat memegang pedang selama menyampaikan khutbah. Hampir 500 tahun selama Kesultanan Turki Utsmani, tradisi tersebut dilakukan tanpa ada gangguan.

"Khutbah Jumat telah disampaikan dengan pedang, tanpa gangguan selama 481 tahun. Jika Allah mengizinkan, kami akan melanjutkan tradisi ini mulai sekarang," ujar dia sebagaimana dilansir di Daily Sabah, Sabtu (24/7).

Baca Juga

Erbas menerangkan, pedang yang dipegang khatib selama menyampaikan khutbah pada sholat Jumat adalah simbol penaklukan. "Ini adalah tradisi di masjid-masjid yang merupakan simbol penaklukan," ujar Erbaş, yang menambahkan Masjid Hagia Sophia adalah salah satu simbol penaklukan tersebut.

Ibadah sholat Jumat digelar di Masjid Hagia Sophia pada Jumat 24 Juli kemarin. Ini menjadi sholat Jumat pertama dalam 86 tahun sejak Hagia Sophia difungsikan sebagai museum. Khatib Jumat saat itu menyampaikan khutbahnya sambil memegang pedang.

Erbas berharap banyak orang yang berdoa dan belajar agama di Masjid Hagia Sophia. Dia akan mencoba mengembalikan Madrasah Hagia Sophia agar berfungsi kembali seperti pada masa Kesultanan Turki Utsmani.

"Seperti yang terjadi selama tahun-tahun yang luar biasa, dengan pelajaran Alquran di setiap sudut masjid. Karena masjid juga berfungsi sebagai sekolah. Seperti Nabi kita yang mampu membesarkan teman-temannya di masjid. Dan kita berusaha membesarkan anak-anak dan remaja kita di masjid," kata Erbaş.

Selain berfungsi sebagai masjid, Masjid Agung Hagia Sophia juga salah satu tujuan wisata utama Turki bagi pengunjung domestik dan asing. Pada 1985, selama menjadi museum, Hagia Sophia ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO.

Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan para pemimpin Turki lainnya telah lama menginginkan Hagia Sophia direstorasi sebagai masjid. Pada 10 Juli, Pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Putusan ini membuka jalan untuk mengubahnya menjadi masjid.

Direktorat Urusan Agama Turki mengawasi layanan keagamaan di masjid, dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki mengawasi pekerjaan restorasi dan konservasi yang saat ini sedang berlangsung. Kekayaan arsitektural itu juga terbuka untuk wisatawan domestik maupun asing secara gratis.

Hagia Sophia berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun hingga terjadi penaklukan Istanbul pada 1453. Kemudian difungsikan sebagai masjid dari tahun 1453 hingga 1934. Sejak itu Hagia Sophia diubah fungsinya menjadi museum selama 86 tahun. Kini difungsikan kembali sebagai masjid.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement