Kamis 23 Jul 2020 05:19 WIB

Survei, Elektabilitas PDIP Masih Tertinggi

Gerindra dan Golkar tempat kedua ketiga untuk elektabilitas tertinggi,

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Partai PDI Perjuangan unggul dalam survei Charta Politika Indonesia terkait elektabilitas. Survei dilakukan pada 13-16 Juli 2020.
Foto: ANTARA /Yulius Satria Wijaya
Partai PDI Perjuangan unggul dalam survei Charta Politika Indonesia terkait elektabilitas. Survei dilakukan pada 13-16 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih mendapatkan elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil riset lembaga survei Charta Politika. Partai berlogo kepala banteng moncong putih itu memiliki tingkat keterpilihan sebesar 20,5 persen.

"Walaupun diterpa banyak berita negatif, tapi kepercayaan masyarakat terhadap PDIP masih tinggi," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat merilis hasil survei, Rabu (22/7).

Baca Juga

Mengacu hasil survei, mengikuti PDIP adalah Gerindra dengan elektabilitas (14,2 persen), Golkar (10,3 persen), PKB (8,7 persen), PKS (8,1 persen), Nasdem (8 persen), dan Demokrat (6 persen). Partai semisal PAN, PPP, Perindo, PSI, Garuda, Hanura, Berkarya, PKPI, PBB memiliki elektabilitas di bawah 3 persen.

Survei dilakukan pada 13 hingga 16 Juli 2020 dengan melibatkan 1.200 responden. Survei dilakukan melalui telepon berdasarkan database yang dimiliki dalam survei dua tahun terakhir. Margin of error sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

"Elektabilitas parpol, ini asumsi bila Pileg dilakukan dengan metode tertutup. PDIP masih berada di peringkat pertama," kata Yunarto.

Survei juga menangkap respons publik terkait pelaksanaan pilkada serentak pada Desember mendatang. Sebesar 54,2 persen responden mengaku tidak setuju dan 31,8 persen responden setuju jika pelaksanaan Pilkada serentak dilakukan di tengah pandemi.

Berpaku pada hasil survei, sebesar 34,9 persen responden mengaku tetap akan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) jika Pilkada dilakukan pada Desember nanti. Sedangkan 10,2 persen menyatakan sebaliknya dan 55 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.

Di saat yang bersamaan, sebesar 5,4 persen publik juga menilai KPUD sangat mampu melaksanakan Pilkada di tengah pandemi. Sedangkan 63,3 persen masyarakat mengatakan cukup mampu, 17,6 persen menyebut tidak mampu dan 1,2 persen mengungkapkan sangat tidak mampu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement