Kamis 23 Jul 2020 03:24 WIB

Kasus Covid-19 di AS Jauh Lebih Banyak dari yang Dilaporkan

Jumlah kasus Covid-19 AS disebut 10 kali lebih tinggi daripada kasus yang dilaporkan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
 Jendela restoran tanda bertuliskan Stay Home New York. CDC menyebut jumlah kasus Covid-19 di AS jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
Foto: EPA-EFE/JASON SZENES
Jendela restoran tanda bertuliskan Stay Home New York. CDC menyebut jumlah kasus Covid-19 di AS jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hasil penelitian mengungkap bahwa kasus-kasus virus corona yang dilaporkan di AS jauh lebih rendah dari jumlah infeksi sebenarnya. Berdasarkan data tindak lanjut terungkap bahwa tingkat Covid-19 yang kenyataannya lebih dari 10 kali lebih tinggi daripada kasus yang dilaporkan di beberapa wilayah AS.

Dua set data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang diterbitkan Selasa (21/7), yakni di jurnal JAMA Internal Medicine dan website CDC, menyebut demikian. Dilansir NBC News, Rabu (22/7), perkiraan tersebut didasarkan pada tes antibodi Covid-19 yang dilakukan terhadap sampel darah rutin pada 16 ribu orang di 10 wilayah AS.

Baca Juga

Para peneliti mendeteksi infeksi pada orang yang mungkin tidak memiliki gejala atau hanya berpenyakit ringan dan yang tidak pernah menjalani tes virus corona. Dalam set data pertama, yang diambil dari akhir Maret hingga awal Mei, perkiraan tingkat infeksi di Connecticut enam kali lebih tinggi dari kasus yang dilaporkan di Connecticut, sementara di Missouri 24 kali lebih tinggi.

Set data kedua, yang termasuk putaran pengujian antibodi berikutnya pada delapan dari 10 situs yang termasuk dalam penelitian asli, memperkirakan bahwa infeksi berada di antara dua hingga 13 kali lebih tinggi dari jumlah kasus saat ini di AS. Menurut penulis utama studi Dr Fiona Havers, anggota gugus tugas seroprevalensi CDC, yang tanpa pembaruan adalah Louisiana, dengan tingkat infeksi hampir enam persen dari populasi negara bagian.

Sementara itu, San Francisco tingkat infeksinya satu persen. Di Connecticut, perkiraan tingkat infeksi berkisar sekitar lima persen di kedua set data. Di Missouri, angkanya berada di bawah tiga persen.

Sementara kasus mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan, perkiraan menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika belum terinfeksi dan karenanya tetap rentan.

"Bahkan di daerah-daerah yang terpukul parah seperti New York City, mayoritas orang belum terinfeksi virus," kata Havers.

Dengan kumpulan data kedua, CDC memperkirakan bahwa 23 persen populasi kota memiliki antibodi. Menurut Havers, masih belum jelas apakah antibodi memberikan kekebalan, dan jika demikian, berapa lama kekebalan itu bertahan.

"Kami tidak tahu apakah antibodi mewakili perlindungan dari virus. Dan mungkin ada beberapa dugaan bahwa antibodi berkurang dari waktu ke waktu, jadi kita tidak tahu apakah kekebalan kawanan (herd immunity) dapat dicapai," katanya.

Hal yang paling penting untuk diambil dari perkiraan, menurut Havers, adalah bahwa masyarakat perlu menggandakan langkah-langkah jarak sosial yang direkomendasikan oleh pejabat kesehatan masyarakat.

"Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi sementara mereka masih bisa menularkan virus," kata Havers.

Havers mengatakan, sangat penting bahwa masyarakat mengikuti rekomendasi kesehatan masyarakat, seperti mengenakan masker, jaga jarak, sering mencuci tangan, dan tinggal di rumah saat sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement