Rabu 22 Jul 2020 15:31 WIB

Unpad Tunggu Izin Uji Klinis Vaksin Covid dari Komite Etik

Banyak pihak sudah mengajukan permohonan relawan uji klinis vaksin Covid-19.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
  Uji klinis vaksin Covid-19 di Jabar rencananya akan dilakukan di enam lokasi.
Foto: Ted S. Warren/AP
Uji klinis vaksin Covid-19 di Jabar rencananya akan dilakukan di enam lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) sedang  menunggu izin dari komite etik penelitian Unpad menyangkut rencana uji klinis vaksin Covid-19 tahap tiga yang didatangkan dari perusahaan Sinovac asal China. Apabila keputusan sudah keluar maka Unpad akan segera merekrut sukarelawan sebanyak 1.620 orang.

"Tentunya setelah mendapat izin dari komite etik kami akan sosialisasi ke masyarakat atau penyuluhan langsung atau menyebarkan leaflet apabila ingin sebagai sukarelawan, sebagai subjek," ujar Manajer Penelitian Lapangan Fakultas Kedokteran Unpad, dr. Eddy Fadliana, di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Rabu (22/7).

Baca Juga

Saat ini menurutnya, sejumlah pihak sudah mengajukan diri ingin menjadi sukarelawan uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga. Permintaan itu muncul disebabkan risiko tinggi yang dialami para nakes saat kontak langsung dengan para penderita Covid-19.

"Saat ini sudah banyak yang menginginkan (menjadi) sukarelawan, mendapatkan imunisasi di antaranya di rumah sakit Jakarta. Karena mungkin di sana masih mengkhawatirkan (kasus Covid-19) ingin seluruh karyawannya menjadi sukarelawan agar mendapat kekebalan," katanya.

 

Ia mengungkapkan, vaksin Covid-19 dari Cina sudah melalui tahap satu, dua, dan telah dinyatakan aman. Menurutnya, vaksin terbuat dari virus yang dimatikan namun memiliki daya membuat antibodi sehingga ketika diberikan kepada yang sakit berat tidak berbahaya.

"Penelitian yang sudah dipublikasikan di China di fase satu dan dua. Fase satu menunjukkan tingkat keamanan yang cukup tinggi dan kedua juga. Reaksi yang timbul tidak timbul demam tapi reaksi lokal nyeri di tempat suntikan 20 persen," katanya.

Ia menambahkan, mereka yang sakit radang paru dan diare tidak berhubungan dengan (uji klinis) vaksin. Menurutnya, setelah aman dan memiliki kekebalan tinggi maka dilanjutkan ke fase tiga untuk registrasi.

"Setelah fase tiga ini bisa digunakan secara massal, nanti lima tahun sekali ada survei lagi (dari pemerintah) memantau," katanya.

Eddy mengatakan, uji klinis vaksin akan dilakukan di enam lokasi. Keenam tempat tersebut yaitu Rumah Sakit Pendidikan Unpad, di Balai Kesehatan Unpad dan empat puskesmas di Puskesmas Garuda, Cimbeleuit, Dago dan Sukapakir.

"Kami sudah melakukan pelatihan tersebut membuat tim 40 orang dari dokter umum, dokter penyakit dalam, anak kemudian keahlian lainnya sesuai kebutuhan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement