Rabu 22 Jul 2020 10:18 WIB

Kontribusi Ekspor Manufaktur Capai 79 Persen pada Semester I

Total nilai pengapalan produk sektor manufaktur menembus 60,76 miliar dolar AS.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.
Foto: AP Photo/Steve Helber
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Sepanjang semester I 2020, total nilai pengapalan produk sektor manufaktur menembus 60,76 miliar dolar AS atau menyumbang 79,52 persen dari keseluruhan angka ekspor nasional yang mencapai 76,41 miliar dolar AS. 

“Terus terang saya cukup surprise dengan hasil kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas saat ini. Di luar dugaan, kinerja ekspor sektor industri manufaktur ternyata masih mencatatkan kontribusi positif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan resmi yang diterima pada Rabu (22/7).

Baca Juga

Menperin menegaskan, pihaknya terus menjaga keberlangsungan aktivitas industri manufaktur di Tanah Air, meski sedang tertekan karena melambatnya ekonomi dunia dan dampak pandemi Covid-19. Selama ini, lanjutnya, sektor industri manufaktur beperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

“Kami bertekad senantiasa menggenjot kinerja industri yang memiliki orientasi ekspor. Dilihat dari sumbangsihnya terhadap struktur nilai ekspor nasional, sektor industri berkontribusi 79,52 persen pada semester I 2020 atau naik dibanding periode sama 2019 sebesar 75,47 persen,” jelas Agus. 

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas pada Juni 2020 sebesar 9,6 miliar dolar AS atau naik 15,96 persen dibanding capaian Mei 2020 yang sebesar 8,3 miliar dolar AS. Di samping itu, nilai pengapalan produk industri manufaktur pada bulan keenam tahun ini juga mengalami lonjakan 7 persen dibanding capaian pada Juni 2019 yang tercatat sekitar 9 miliar dolar AS. 

“Neraca perdagangan industri pengolahan nonmigas pada Juni 2020 mencatatkan surplus sebesar 531,47 juta dolar AS,” ujar Agus.

Dilihat dari volumenya, kata dia, ekspor industri manufaktur pada Juni 2020 tercatat sebesar 8,87 juta ton atau naik sebesar 9,28 persen dibanding Mei 2020 yang mencapai 8,12 juta ton.

Adapun sektor industri makanan dan minuman menjadi penyumbang devisa terbesar dari capaian nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Juni 2020, yang tercatat mencapai 2,23 miliar dolar AS. Disusul oleh ekspor dari industri logam dasar yang menembus 1,67 miliar dolar AS, kemudian pengapalan produk industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 1 miliar dolar AS. 

Sementara, sektor yang mengalami kenaikan ekspor di atas 30 persen dari bulan sebelumnya meliputi industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang naik sebesar 228,63 persen. Dengan nilai ekspor 2,55 juta dolar AS. Selanjutnya, industri alat angkutan lainnya naik 74,15 persen dengan nilai ekspor 131,83 juta dolar AS, industri peralatan listrik naik 50,39 persen dengan nilai ekspor 383,55 juta dolar AS, dan industri tekstil naik 45,38 persen dengan nilai ekspor 271,38 juta dolar AS. 

Berikutnya, industri barang galian bukan logam naik 44,19 persen dengan nilai ekspor 83,85 juta dolar AS, industri kendaraan bermotor, trailer, dan semitrailer naik 37,98 persen dengan nilai ekspor 223,69 juta dolar AS, industri pakaian jadi naik 37,90 persen dengan nilai ekspor 561,76 juta dolar AS, serta industri komputer, barang elektronik, dan optik naik 36,79 persen dengan nilai ekspor 520,11 juta dolar AS. Kemudian industri karet, barang dari karet, dan plastik naik 35,95 persen dengan nilai ekspor 486,36 juta dolar AS. 

Sementara, beberapa sektor yang mengalami peningkatan ekspor di atas 30 persen dari periode tahun sebelumnya antara lain industri furnitur yang naik sebesar 80,87 persen dengan nilai ekspor 164,70 juta dolar AS, kemudian industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional naik 42,41 persen dengan nilai ekspor 58,37 juta dolar AS. Disusul industri pengolahan tembakau naik 42,38 persen dengan nilai ekspor 104,23 juta dolar AS, industri pencetakan dan reproduksi media rekaman naik 41,38 persen dengan nilai ekspor 2,55 juta dolar AS, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki naik 40,76 persen dengan nilai ekspor 433,07 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement