Sabtu 11 Jul 2020 09:34 WIB

Kemenkop UKM Bidik 10 Juta UMKM Go Digital

Hingga saat ini baru delapan juta UMKM yang telah terdigitalisasi.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja menyelesaikan pembuatan produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Pekerja menyelesaikan pembuatan produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia memaksa masyarakat segera beradaptasi dengan kondisi dan prilaku baru (new normal). Kini, aktivitas digital menjadi panglima dalam keseharian masyarakat terutama kalangan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi mengatakan digitalisasi UMKM merupakan sebuah keniscayan. Pemerintah pun telah menetapkan target digitalisasi sebanyak 10 juta UMKM pada 2020.

Baca Juga

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), hingga saat ini baru delapan juta UMKM yang telah terdigitalisasi. "Digitalisasi UMKM tidak hanya bisa memasarkan produk dan layanan melalui marketplace. Mereka yang sudah ada di marketplace harus bertahan dan memiliki transaksi berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/7).

"Dari data yang kami terima, kegagalan UMKM marketplace adalah karena produk dan pelaku belum siap," ucapnya.

Artinya, sambung Zabadi, selama ini pelaku UKM tidak dapat dihubungi oleh konsumen dengan produk yang belum siap online. Perubahan perilaku konsumen dengan membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah terbukti dapat memberi peluang lebih besar kepada UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital untuk bertahan atau melaju di tengah pandemi Covid-19.

“Sayangnya, peluang tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh UMKM, karena dari sekitar 64 juta populasi UMKM di Indonesia, baru 13 persen saja yang terhubung ke ekosistem digital," ucapnya.

Oleh karena itu, perlu keterlibatan pemerintah dan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi manfaat UMKM masuk ke ekosistem digital dan inkubasi untuk mengakselerasi kesiapan pelaku UMKM.

Sementara Pakar Digital Marketing Adreas Agung Bawono menambahkan prilaku konsumen yang serba online melalui berbagai fasilitas media sosial dalam memenuhi kebutuhan hariannya perlu cepat diadaptasi oleh pelaku UMKM dengan melakukan digitalisasi bisnis.

“Ketika butuh sesuatu barang, kini setiap orang cukup membuka smart phone, lalu browsing di google, instagram, facebook atau youtube. Nah, ketika produk dan layanan UMKM tak tersedia pada fasilitas media sosial tersebut, maka sudah pasti akan tertinggal,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement