Jumat 10 Jul 2020 14:12 WIB

Cegah Covid, Pesantren Diimbau Tutup Akses dari Luar

Pesantren diminta tutup akses dari pihak luar untuk mencegah covid.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Cegah Covid, Pesantren Diimbau Tutup Akses dari Luar. Foto: Jejen Musfah, pengamat pendidikan dari UIN Jakarta menanggapi penghapusan materi perang dan khilafah dalam kurikulum madrasah.
Foto: Dok UIN Jakarta
Cegah Covid, Pesantren Diimbau Tutup Akses dari Luar. Foto: Jejen Musfah, pengamat pendidikan dari UIN Jakarta menanggapi penghapusan materi perang dan khilafah dalam kurikulum madrasah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Tujuh temuan kasus Covid-19 yang teridentifikasi berdasar hasil tes usap PCR pada sejumlah santri/calon santri di Pondok Modern Gontor kampus 2, Ponorogo, Jawa Timur semuanya berasal dari luar daerah. Hal ini mengacu data resmi yang dikeluarkan Pemkab dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Ponorogo.

Menyikapi persoalan ini, Pengamat Pendidikan Islam, Jejen Musfah menyarankan pondok pesantren (Ponpes) untuk menutup akses bagi pihak luar untuk memasuki area ponpes.

Baca Juga

“Pesantren wajib menutup akses bagi pihak luar yang tidak memiliki keperluan yang sangat penting. Bagi pengunjung yang terpaksa harus datang ke lingkungan pesantren disediakan lokasi khusus,” kata Jejen saat dihubungi Republika, Jumat (10/7).

Dia juga meminta pihak Ponpes untuk menempatkan secara terpisah, santri yang terbukti terinfeksi virus. Protokol kesehatan, kata Jejen juga perlu diterapkan secara ketat di seluruh area pesantren.

“Pesantren perlu mengisolasi santri terpapar, dengan berkerjasama dengan dinas kesehatan atau rumah sakit terdekat,” kata Jejen.

“Pesantren harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat diasrama, ruang kelas, masjid, kantin dan tempat berkumpul lainnya sesuai standar kesehatan,” tambahnya.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga meminta setiap pesantren untuk menyediakan masker dan tempat sanitasi yang memadai. “Pesantren perlu melakukan tes covid 19 secara priodik dan sampling terhadap santri dan pengajar,” tambahnya.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement