Jumat 10 Jul 2020 07:07 WIB

Emil: Jabar Diprediksi Jadi Pusat Kesehatan Terbaik

Sebanyak Rp 137 triliun investasi masuk ke Jawa Barat

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Kamis (9/7) di gedung Pakuan mengatakan, berdasarkan hasil kajian lembaga ekonomi internasional, ada tujuh sektor yang dapat membangkitkan perekonomian Jabar pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Foto: humas Pemprov Jabar
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Kamis (9/7) di gedung Pakuan mengatakan, berdasarkan hasil kajian lembaga ekonomi internasional, ada tujuh sektor yang dapat membangkitkan perekonomian Jabar pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, berdasarkan hasil kajian lembaga ekonomi internasional, ada tujuh sektor yang dapat membangkitkan perekonomian Jabar pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). 

Menurut Ridwan Kamil, selain investasi,  Jabar terus berinovasi dengan swasembada alat kesehatan (alkes) penanganan Covid-19. Mulai dari alat rapid test sampai ventilator. Dengan begitu, Jabar dapat mengurangi impor alkes. 

“Kami bisa menjadi provider produk-produk Indonesia, dan juga bisa eksportir ke dunia, seperti PT Pindad bisa bikin ventilator, suatu saat bisa ekspor rapid test buatan Unpad, PCR buatan Biofarma, dan seterusnya,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (9/7).

Bahkan, menurut Emil, Jabar diprediksi dapat menjadi pusat kesehatan terbaik Indonesia. Jabar disarankan untuk intens mengembangkan teknologi. “Karena orang-orang yang cepat delivery dengan teknologi itu yang akan menjadi pemenang,” katanya. 

Hal lainnya yang bisa membangkitkan ekonomi Jabar, kata dia, adalah sektor  investasi. Jabar, siap menyambut perusahaan yang berencana merelokasi usaha dari Tiongkok ke Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. "Siapa yang bisa menjemput peluang ini pascaCOVID-19, maka dia akan menjadi pemenang,” katanya.

Setiap tahun, Jabar juara investasi se-Indonesia, Rp 137 Triliun investasi masuk ke Jawa Barat. "Tapi, dengan Covid-19 ini, investor banyak pindah dari Tiongkok, ya, kami sambut,” katanya. 

Jabar pun, terus berinovasi dalam digitalisasi. Salah satunya mengembangkan Desa Digital. Hal tersebut dapat mendongkrak perekonomian Jabar, terutama di pedesaan. 

Desa Digital sendiri  terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2020.  Desa Digital mendapat penghargaan tersebut karena dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.

“Keenam, ekonomi jangka panjang ini juga harus menjadi kebutuhan. Kami sedang membangun, tapi terinterupsi, pabrik yang mengubah plastik menjadi solar. Dan ketujuh, local tourism bisa menjadi peluang Jawa Barat," kata Emil. 

Kegiatan ekonomi di Jabar harus kembali bergairah di saat pandemi. Ia pun menargetkan pertumbuhan ekonomi Jabar tidak minus. Berdasarkan studi CSIS ada empat kategori atau kuadran selama pandemi Covid-19. Di antaranya, kuadran kesehatan buruk dan ekonomi buruk, kesehatan baik dan ekonomi buruk, ekonomi baik dan kesehatan buruk, serta kuadran kesehatan baik dan ekonomi baik.

“Alhamdulillah, Jawa Barat ada di kuadran kesehatan membaik juga ekonomi pun membaik. Inilah sedikit keyakinan kami strategi kebersamaan kami bersama bupati/wali kota menghasilkan kondisi yang kami harapkan, yaitu kesehatan tetap kami waspada, ekonomi perlahan-lahan kami buka,” papar Emil. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement