Selasa 07 Jul 2020 11:46 WIB

Ketum Sapuhi Harap Ada Jalan Keluar dari Musibah Covid-19

Penyelenggara ibadah haji dan umrah terdampak covid-19.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Ketum Sapuhi Harap Ada Jalan Keluar dari Musibah Covid-19. Foto: Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi), Syam Resfiadi.
Foto: dok. Istimewa
Ketum Sapuhi Harap Ada Jalan Keluar dari Musibah Covid-19. Foto: Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi), Syam Resfiadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pandemi Covid-19 telah membuat pengusaha Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) mengalami masalah keuangan. Sementara, ini yang bisa dilakukan pemiliki PPIU dan PIHK adalah bedoa agar Allah SWT memberikan jalan keluar dan keringanan dari segala kesulitan atas musibah Covid-19.

"Semoga Allah SWT menolong kita semua dalam menjalankan kehidupan di dunia ini walau masa pandemi masih panjang. Aminnn," kata Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi saat dihubungi, Republika, Selasa (7/7).

Baca Juga

Menurut dia, di tengah pandemi ini semua pengusaha memang dituntut memiliki strategi agar pandemi tak membuat pengusaha umrah dan haji khusus bangkrut. Syam mengatakan, pandemi Covid-19 sangat mengganggu bisnis haji dan umrah.

Jika tak kuat modal travel-travel haji umrah bisa bangkrut alias gulung tikar karena tidak ada jamaah yang diberangkatkan ke Makkah. "Yang tidak punya modal maka akan bangkrut dan tutup tanpa bisa melanjutkan usaha baru atau PPIU dan PIHK," katanya.

Syam mengatakan, setelah KSA menutup Makkah karena Covid-19 tidak ada penyelenggaraan umrah dan juga haji. Penutupan ini tentunya berdampak pada keuangan pemilik usaha di sektor penyelenggara umrah dan haji khusus.

Syam yang juga CEO Patuna Mekar Jaya mengatakan, selama tidak menjalankan usaha urmah dan haji khus, Patuna tetap memperkerjakan karyawannya. Beberapa pekerjaan yang masih bisa dikerjakan di antaranya merapikan data base para jamaah dan alumni jamaah Patuna.

Selanjutnya, membuat paket untuk setahun kedapan tanpa harus booking dulu vendor-vendornya. Seperti airline hotel dan lain sebagainya terkait umrah dan haji khusus.

"Persiapkan pemilihan karyawan yang utama dul dan bertahap dari pembukaan saat sesudah pandemi dan visa-visa negara luar terutama KSA dibuka," katanya.

Dia mengatakan, setelah semua selesai perencanaannya lakukan langkah-langkah untuk memulai bisnis lain yang masih laku di pasaran khususnya pasar lokal atau domestik.

"Dan semua tentunya perlu modal untuk memulai maka itu harus efisiensikan pengeluaran dari kantor PPIU dan PIHK agar bisa memulai bisnis baru," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement