Ahad 05 Jul 2020 17:43 WIB

Yurianto: Kapasitas Bed Covid-19 di RS Terisi 53,59 Persen

Hunian tempat tidur isolasi di rumah sakit secara nasional terisi 53,39 persen.

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Paramedis mempersiapkan ruang isolasi bertekanan negatif khusus pasien COVID-19. Ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Paramedis mempersiapkan ruang isolasi bertekanan negatif khusus pasien COVID-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan rasio hunian tempat tidur isolasi di rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19 secara nasional mencapai 53,59%. Artinya, kata Yurianto, masih ada separuh hunian tempat tidur yang telah disiapkan di rumah sakit belum terisi.

“Kasus yang kemudian positif dan membutuhkan perawatan kita masih memiliki kapasitas tempat tidur yang cukup banyak. Karena bed occupation ratio atau hunian tempat tidur isolasi secara nasional baru terisi 53,39%,” ujar Yurianto saat konferensi pers, Ahad (5/7).

Ia menyebutkan, sebanyak 1.607 kasus positif pun ditemukan pada hari ini. Sehingga total akumulasi kasus positif sampai hari ini mencapai 63.749 orang.

Lebih rinci, Yurianto kemudian mencontohkan jumlah hunian tempat tidur rumah sakit di Jawa Timur. Sebanyak 5.837 tempat tidur isolasi pun telah disiapkan di rumah sakit di Jawa Timur dan 4.214 di antaranya telah digunakan. 

 

“Artinya pada posisi seperti ini secara keseluruhan maka posisi tempat tidur yang disiapkan masih cukup, lebih dari cukup menurut kami,” kata dia.

Karena itu, Yurianto menyampaikan masyarakat tak perlu merasa pesimis terhadap upaya penanganan Covid-19. Kendati demikian, upaya keras dari berbagai pihak untuk memutus rantai penularan covid masih harus terus dilakukan.

Salah satunya yakni dengan melakukan pelacakan secara agresif dan pemeriksaan secara masif terhadap kontak kasus positif.

“Kita pastikan bahwa kemungkinan orang yang tertular dan menjadi sumber penularan di tengah masyarakat bisa kita temukan melalui pemeriksaan yang masif dan setelah itu maka kita akan memberikan perawatan yang terbaik,” jelas dia.

Yurianto juga menyampaikan, tak semua kasus positif yang ditemukan menjalani perawatan di rumah sakit. Sebagian besar kasus positif yang ditemukan pun justru tidak menunjukan gejala yang mengindikasikan agar dirawat di rumah sakit. Karena itu, pasien tersebut hanya perlu melaksanakan isolasi mandiri secara ketat.

“Ini menjadi penting karena kalau ini tidak dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi sumber penularan baru di tengah-tengah masyarakat kita,” tambah Yurianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement