Rabu 01 Jul 2020 21:58 WIB

Travel Haji Khusus Marak Tawarkan Badal Saat Pembatasan Haji

Sulit mencari orang yang bisa badal haji karena Saudi membatasi jumlah jamaah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Travel Haji Khusus Marak Tawarkan Badal Saat Pembatasan Haji. Ilustrasi Sertifikat Badal Haji
Foto: Foto : MgRol112
Travel Haji Khusus Marak Tawarkan Badal Saat Pembatasan Haji. Ilustrasi Sertifikat Badal Haji

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Umrah (KBIHU) AL-ITTIHAAD, Magelang, Ustaz Rafiq Jauhari menilai sulit melaksanakan badalkan haji di tengah kuota terbatas. Meski demikian masih banyak travel umrah dan haji khusus menawarkan prodak badal haji. 

"Dalam kondisi ini saya heran kok ada banyak temen-temen yang masih menerima badal haji," katanya saat berbincang dengan Republika.co.id, Rabu (1/7).

Ustaz Rafiq mengaku tidak mengetahui bagaimana cara pemilik travel umrah dan haji khusus itu dapat menjamin prodak badal hajinya dapat diselenggarakan. Padahal Saudi telah jelas membatasi jamaah haji pada penyelenggaraan haji tahun ini. 

"Banyak (travel buat prodak badal haji) . Dan mereka pun masih menetapkan dengan harga normal. Saya kurang tahu bagaimana mereka bisa menjamin penyelenggaraannya," katanya.

 

Menurut perkiraannya, kemungkinan untuk bisa diselenggarakan badal haji itu sangat kecil sekali. Jikapun ada kesempatan badal haji itu biayanya sangat mahal melebihi harga normal. "Andaikan bisa mungkin biayanya mahal mungkin bisa Rp 50 juta atau lebih dari itu," katanya.

Ustaz Rafiq memastikan pihaknya secara pribadi sebagai pemilik travel Taqwa Tour dan pembimbing ibadah haji di KBIHU Al-ITIHAD dan KBIHU Uswatun Hasanah tidak menerima badal haji. Selain beresiko tak dapat menjalankan amanah juga sulit mencari orang yang bisa badal haji karena Saudi membatasi jumlah jamaah.

"Kami tidak menerima ada badal haji karena memang tidak mampu untuk mencarikan orang yang sanggup menyelenggarakan haji tahun ini," katanya. 

Ia memastikan, penyelenggaran ibadah haji tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya. Di mana mukimin mulai dari pekerja dan pelajar bisa bebas bergabung dengan group jamaah haji itu menjalankan ibadah haji.

"Kalau kondisi biasa banyak mukimin dari Indonesia entah itu para pekerja ataupun mahasiswa yang ada di sana bisa menjalankan ibadah haji," katanya.

Ustaz Rafiq menceritakan walaupun tanpa ada izin haji atau tanpa ada tasrih mereka (para pekerja dan mahasiswa-mahasiswi) tetap bisa menjalankan ibadah haji. Namun, pada kondisi saat ini sulit melakukan hal itu, karena Saudi membatasi jamaah haji karena pandemi Covid-19.

"Meski pekerja dan mahasiswa colong-colongan masuk ke dalam grup jamaah haji Indonesia nggak ketahuan. Tetapi kalau kondisi gini kemungkinan kecil," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement