Rabu 01 Jul 2020 19:56 WIB

Pelaku IKM Berharap Pemerintah Berikan Bimbingan Usaha

Kualitas produk IKM mampu bersaing di pasaran.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Perajin membuat kerajinan tungku gerabah di salah satu rumah industri kecil di Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (31/1). ilustrasi
Foto: Aditya Pradana Putra/Antara
Perajin membuat kerajinan tungku gerabah di salah satu rumah industri kecil di Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (31/1). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) berharap pemerintah terus membantu sektor tersebut agar bisa berjalan maksimal. Salah satunya bimbingan dalam menjalankan usaha.

"Karena tidak semua (IKM) mampu," ujar pelaku IKM Pendiri Kopi Selera Kita Ani Murdiati dalam Peluncuran Kampanye #SemuanyaAdaDisini secara virtual pada Rabu, (1/7). Ia menambahkan, bimbingan diperlukan karena IKM mempunyai akses pasar terbatas, baik lokal maupun ekspor.

Baca Juga

Distribusi industri kecil, kata dia, lemah bahkan tidak punya. Hanya saja, distribusi penting bagi penetrasi pasar.

Ani melanjutkan, IKM pun berharap, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mendukung IKM melalui berbagai program sekaligus menggunakan produk industri kecil menengah. "Ini sebagai eksekusi pembelian dan penjualan, sehingga government membeli produk IKM, itu yang kami butuhkan," ujarnya.

Ia menyatakan, kualitas produk IKM mampu bersaing. Produk tersebut pun sudah memiliki barcode, sertifikasi halal, serta sesuai standar ritel besar.

Pemerintah sendiri saat ini fokus mendorong IKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masuk ke ekosistem digital atau marketplace. "Kami dari 2017 sudah ajak IKM melek digital lewat E-smart IKM. Ini program sistem database IKM yang tersaji dalam prodfil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada," jelas Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih pada kesempatan serupa.

Ada beberapa tujuan program tersebut, di antaranya meningkatkan akses pasar IKM melalui pemasaran online. Hanya saja Kemenperin mencatat, nilai transaksi atau total penjualan E-smart IKM berdasarkan komoditi unggulan 2017 sampai 2019, baru sekitar Rp 3,2 miliar.

"Ini PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama, kenapa cuma segini (Rp 3,2 miliar)? Yang mana yang harus dibereskan? Sistemnyakah? Pelatihannyakah? Atau bahan bakunya?" ujar Gati.

Kini, lanjutnya, pemerintah meluncurkan kampanye #SemuanyaAdaDisini demi mendukung produk lokal, khususnya produksi IKM. "Message-nya, Indonesia mampu membuat produk berkualitas," kata dia. Kampanye yang bekerja sama dengan sejumlah e-commerce tersebut akan berlangsung pada 1 Juli sampai 15 Juli 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement