Kamis 25 Jun 2020 16:16 WIB

Australia Kerahkan 1.000 Personel Militer Hadapi Covid-19

Sebanyak 1.000 tentara akan dikirim ke Melbourne untuk bantu kendalikan Covid-19.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Siswa memakai masker kembali bersekolah pada hari pertama di Australia, Senin (11/5). Sebanyak 1.000 tentara akan dikirim ke Melbourne untuk bantu kendalikan Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AAP/ EPA-EFE / DAN PELED
Siswa memakai masker kembali bersekolah pada hari pertama di Australia, Senin (11/5). Sebanyak 1.000 tentara akan dikirim ke Melbourne untuk bantu kendalikan Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE - Militer Australia mengumumkan  akan mengirim 1.000 tentara ke Melbourne dalam upaya untuk membantu mengendalikan Covid-19, Kamis (25/6). Hal ini dilakukan karena kekhawatiran gelombang kedua dari penularan virus di Australia, terlebih di Melbourne.

Negara Bagian Victoria telah mencatat lonjakan kasus Covid-19. Negara bagian tersebut memiliki hampir 150 infeksi baru selama sepekan terakhir ketika kelompok baru muncul di Melbourne.

Baca Juga

Australia memang memiliki jumlah kasus yang terbilang rendah jika dibandingkan  penghitungan global. Namun wabah kembali mengguncang Australia yang sudah mulai melonggarkan pembatasan setelah berhasil mengekang penyebaran virus. Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengatakan bahwa 1.000 tentara akan dengan cepat dikerahkan ke Victoria dalam beberapa hari mendatang.

"Hingga 850 personel Pasukan Pertahanan Australia akan membantu memantau para pelancong internasional yang kembali di karantina hotel, sementara sekitar 200 lainnya akan memberikan dukungan logistik dan medis ke fasilitas pengujian Covid-19," ujar Reynolds seperti dikutip laman Channel News Asia, Kamis.

Personel militer sudah menjaga perbatasan negara-negara bagian yang tertutup bagi pengunjung luar negeri. Mereka juga menyediakan dukungan perencanaan untuk layanan manajemen kesehatan dan darurat, termasuk di Victoria.

Namun, penyebaran pasukan militer yang begitu besar ke kota besar Australia belum pernah terjadi sebelumnya dalam krisis Covid-19 ini. Mereka muncul ketika kekhawatiran masyarakat tentang penyebaran virus landai di Melbourne.

Pusat-pusat pengujian didirikan di hot spot virus dalam menanggapi antrean panjang dan supermarket menerapkan kembali batas pembelian di tengah kekhawatiran kembalinya panic buying.

Klaster virus telah muncul dalam kelompok keluarga besar yang tersebar di kota kedua negara itu, di sebuah hotel yang digunakan untuk mengarantina para pelancong yang kembali dan di sebuah toko pakaian. Putus asa untuk menahan wabah itu, Perdana Menteri Negara Bagian Victoria Daniel Andrews mengatakan pihak berwenang mulai menguji coba di seluruh pinggiran kota yang terkena dampak terburuk.

"Kami memiliki ambulans dan van lain yang benar-benar akan berada di ujung jalan orang," kata Andrews kepada wartawan di Melbourne.

"Kami akan melihat jumlah (kasus) ini meningkat dalam beberapa hari mendatang," ujarnya menambahkan.

Jumlah kematian Australia dari Covid-19 hingga Kamis direvisi naik setelah tes yang menunjukkan seorang pria berusia 85 tahun yang meninggal pada April telah terjangkit virus. Australia sekarang telah mencatat 104 kematian dari lebih dari 7.500 infeksi dalam populasi 25 juta, dengan beberapa daerah diyakini secara efektif bebas virus.

Australia telah berkomitmen untuk menghapus sebagian besar pembatasan jarak sosial pada akhir Juli. Tetapi setiap negara bagian akan menentukan kapan dan bagaimana pelonggaran terjadi. Perbatasan internasional Australia tetap ditutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement