Rabu 24 Jun 2020 03:09 WIB

Dirut Bulog: Indonesia tak Perlu Impor, Stok Beras Cukup

Stok beras diperkirakan mencukupi kebutuhan nasional hingga akhir Desember 2020.

Red: Nur Aini
Direktur Utama Bulog Budi Waseso memperlihatkan contoh kualitas beras  persediaan beras jelang Ramadhan di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama Bulog Budi Waseso memperlihatkan contoh kualitas beras persediaan beras jelang Ramadhan di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan Indonesia tidak memerlukan opsi impor mengingat stok beras yang diperkirakan mencukupi untuk kebutuhan nasional hingga akhir Desember 2020.

Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menyebutkan bahwa stok beras yang dikelola Bulog saat ini mencapai 1,4 juta ton. Volume tersebut dinilai masih terjaga dengan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang harus dikelola Bulog di kisaran 1-1,5 juta ton.

Baca Juga

"Sampai hari ini kita masih punya (stok beras) 1,4 juta ton, ini juga masih berlangsung penyerapan, jadi ini yang meyakinkan saya bahwa beras kita ini cukup untuk kegiatan sampai bulan Desember," kata Buwas di Kantor Pusat Bulog Jakarta, Selasa (23/6).

Buwas menjelaskan bahwa saat ini Bulog masih memaksimalkan penyerapan produksi gabah petani dari panen musim pertama yang berlangsung April sampai Juni. Meski Bulog juga terus menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras Presiden, sebagai penugasan yang diberikan Pemerintah, stok CBP yang dikelola di gudang Bulog dinilai masih mencukupi.

Bulog juga akan memaksimalkan penyerapan gabah pada panen musim kedua, yakni sekitar September-November untuk menambah stok kebutuhan pangan hingga 2021, atau menjelang panen berikutnya.

"Beras kita cukup penyaluran sampai bulan Desember, bahkan nanti penyerapan September-November saat panen lagi, kita akan serap sebanyak mungkin," kata Buwas.

Buwas menambahkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memetakan wilayah yang sedang dan masih panen, mengingat waktu panen antarprovinsi berbeda.

"Ada beberapa wilayah di Lampung baru mulai panen, kita serap sebanyaknya, karena nanti kalau lebih, penyerapan di Lampung akan kita dorong untuk wilayah DKI, wilayah yang kurang (beras)," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperkirakan neraca beras hingga akhir Desember 2020 masih tersisa stok sebesar 6,1 juta ton sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan selama masa pandemi.

"Stok akhir kita memasuki Desember, masuk ke Februari-Maret (2021) karena musim tanam selanjutnya adalah Februari-Maret, masih tersisa sekitar 6 juta ton," kata Mentan Syahrul dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (22/6).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement