Senin 22 Jun 2020 15:18 WIB

Kehamilan di Kaltim Naik 35 Persen Selama Pandemi

Kenaikan angka kehamilan terjadi karena pasangan suami istri bekerja dari rumah.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejak merebaknya wabah Covid-19 banyak ibu hamil yang enggan memeriksakan diri ke Posyandu maupun Puskesmas. Kenaikan angka kehamilan terjadi karena pasangan suami istri bekerja dari rumah. Ilustrasi.
Foto: Pertamina
Sejak merebaknya wabah Covid-19 banyak ibu hamil yang enggan memeriksakan diri ke Posyandu maupun Puskesmas. Kenaikan angka kehamilan terjadi karena pasangan suami istri bekerja dari rumah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA - Ketua Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Sri Handayani memperkirakan angka kehamilan dan kelahiran di daerah ini selama pandemi Covid-19 mengalami kenaikan tajam hingga mencapai 35 persen. "Kenaikan angka kehamilan dan kelahiran terjadi karena pasangan suami istri bekerja dari rumah. Banyak yang membatasi diri tidak keluar rumah karena takut tertular virus corona, termasuk mengikuti anjuran pemerintah dalam menerapkan social distancing," ujar Sri di Samarinda, Senin (22/6).

Dalam upaya mencegah kehamilan lebih tinggi atau melebihi dari 35 persen dari perkiraan dan laporan dari para bidan selama ini, ia menyarankan kepada pasangan suami dan istri segera mengikuti program keluarga berencana (KB) guna menunda kehamilan. Penundaan kehamilan menjadi hal yang sangat disarankan pihaknya karena ibu hamil, terutama yang sedang hamil muda, akan mengalami perubahan hormon pada tubuh. Akibatnya, ibu yang hamil muda kondisinya mudah lelah dan sering merasa lemas.

Baca Juga

"Hal ini terjadi karena tubuh ibu di awal kehamilan memproduksi lebih banyak darah untuk membawa nutrisi kepada janin yang dikandungnya. Kondisi ini juga berdampak pada tingkat gula darah dan tekanan darah juga menurun," ujarnya.

Ketika badan lemas, daya tahan tubuh juga menurun sehingga kondisi ini akan membuat tubuh mudah terserang penyakit, termasuk kemungkinan akan mudah terserang berbagai jenis virus tak terkecuali virus corona. Untuk mencegah tingkat kehamilan lebih tinggi lagi, pihaknya pun bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kaltim menggelar pelayanan KB berbagai jenis alat kontrasepsi secara gratis. Sri mengundang warga untuk mengikuti pelayanan KB gratis tersebut.

"Dalam pelayanan KB gratis oleh bidan yang kami terjunkan, para bidan dan akseptor harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Para bidan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sudah pernah diberikan oleh BKKBN Kaltim. Sementara, para akseptor harus mengenakan masker," katanya.

Jumlah bidan yang diturunkan untuk melakukan pelayanan hingga saat ini telah terdata sebanyak 399 orang. Teknis pelayanan dilakukan secara bergantian pada akseptor yang datang dari pagi hingga sore. Titik pelayanan pun tersebar untuk menghindari kerumunan.

"Sesuai dengan data pelayanan se-Provinsi Kaltim maka pelayanan dilakukan di faskes KB swasta maupun milik pemerintah sebanyak 337 lokasi, 181 puskesmas, dan di bidan yang membuka praktik mandiri 394 lokasi," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement