Ahad 21 Jun 2020 18:56 WIB

Pesantren Tebuireng Keluarkan Tujuh Maklumat Soal Covid-19

Ada tujuh maklumat yang dikeluarkan Pesantren Tebuireng terkait covid-19.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Pesantren Tebuireng Keluarkan Tujuh Maklumat Soal Covid-19. Foto: Pintu masuk kawasan makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Cukir, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (19/5/2020). Kawasan wisata religi ziarah makam Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ponpes Tebuireng yang biasanya ramai dikunjungi peziarah saat bulan Ramadhan ditutup sejak 16 Maret hingga batas waktu yang belum ditentukan akibat pandemi virus Corona
Foto: ANTARA/syaiful arif
Pesantren Tebuireng Keluarkan Tujuh Maklumat Soal Covid-19. Foto: Pintu masuk kawasan makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Cukir, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (19/5/2020). Kawasan wisata religi ziarah makam Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ponpes Tebuireng yang biasanya ramai dikunjungi peziarah saat bulan Ramadhan ditutup sejak 16 Maret hingga batas waktu yang belum ditentukan akibat pandemi virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren Tebuireng Jombang mengeluarkan maklumat tentang penanganan coronavirus disease (Covid 19) di tengah-tengah masyarakat. Maklumat ini berisi tujuh butir pandangan pesantren yang didirikan Hadlratus Syaikh KHM Hasyim Asy’ari itu.

Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin mengatakan, maklumat ini muncul dari keprihatinan Pesantren Tebuiren setelah melihat perkembangan situasi dan kondisi di masyarakat.

Baca Juga

"Setelah diskusi yang cukup panjang, inilah sebagian sumbangan pemikiran yang dapat disampaikan dalam merespons perkembangan saat ini,” ujar Gus Kikin dalam siaran persnya, Ahad (21/06).

Pertama, Pesantren Tebuireng mengapresiasi ikhtiar pemerintah dan pemerintah daerah dalam upaya percepatan penanganan Covid 19, khususnya terkait dengan peningkatan jumlah pemeriksaan secara masif dan pelacakan kasus (tracing) di masyarakat.

Kedua, meminta pemerintah mengimbangi ikhtiar positif tersebut dengan memperbaiki strategi komunikasi publik dan memperkuat pendekatan kultural serta memperhatikan aspek budaya masyarakat dan kearifan lokal di masing-masing daerah.

Ketiga, berkenaan dengan semakin banyaknya kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat, meminta semua pihak untuk menjaga kejernihan pikiran, mengedepankan aspek tabayun dan menahan diri dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya.

Keempat, berkaitan dengan proses pemulasaraan jenazah dan pemakaman pasien terduga dan/atau terkonfirmasi positif Covid 19, Pesantren Tebuireng Jombang meminta petugas kesehatan memastikan bahwa proses pemulasaraan jenazah benar-benar memenuhi pedoman pemulasaraan jenazah sesuai dengan agama yang dianut masing-masing pasien.

Selain itu, Gus Kikin juga meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 dan pihak rumah sakit melibatkan tokoh-tokoh agama untuk memastikan proses pemulasaraan jenazah sesuai dengan agama yang dianut pasien dan menghindarkan keraguan-raguan keluarga serta masyarakat.

“Kita tidak berbicara dalam konteks pemulasaraan jenazah yang muslim saja. Tapi secara keseluruhan, apapun agamanya. Mengingat proses pemulasaraan jenazah ini cukup sensitif dalam perspektif budaya sebagian masyarakat kita,” ucap Gus Kikin.

Karena itu, berkaitan dengan proses pemakaman jenazah pasien terduga dan/atau terkonfirmasi positif Covid 19, Gus Kikin meminta pemerintah mempertimbangkan aspek budaya dan kearifan lokal.

Jika dimungkinkan, kata dia, keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien dapat diberikan kesempatan untuk melepaskan keberangkatan jenazah ke tempat pemakaman dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan dilaksanakan dalam tempo yang sewajarnya.

"Ada yang mengusulkan, jenazah tetap di dalam ambulans, tanpa harus diturunkan saat disalati dan prosesi pemberangkatan jenazah. Wacana seperti itu perlu dikaji oleh gugus tugas dan pihak terkait, ” katanya.

Dengan diberikannya kesempatan kepada keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien untuk melepaskan keberangkatan jenazah ke tempat pemakaman diharapkan dapat menghapus stigma negatif kepada pasien dan menjadi proses edukasi di masyarakat bahwa Covid 19 bukanlah aib.

"Langkah ini diharapkan bisa jadi jalan tengah, daripada terjadi benturan antara keluarga dan petugas kesehatan, seperti kasus yang marak belakangan," jelas putra almarhum KH Mahfudz Anwar ini.

“Tapi hal ini tentu harus disesuaikan dengan kondisinya. Kalau pasien meninggal di Surabaya, sementara keluarganya berada di kota yang jaraknya cukup jauh, tentu berbeda pertimbangannya,” imbuhnya.

Pada poin kelima, Pesantren Tebuireng juga berharap kepada para tokoh masyarakat agar berperan aktif dalam upaya mengedukasi dan menenangkan masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi ini. Sedangkan pada poin keenam, Pesantren Tebuireng mengharapkan semua pihak yang terkait dengan penanganan Covid 19 untuk mengedepankan sikap jujur, amanah dan pertanggungjawaban moral yang setinggi-tingginya.

Pada poin ketujuh, Pesantren Tebuireng juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para petugas medis yang telah menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid 19 dan mendoakan semoga almarhum atau almarhumah memperoleh status syahid, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran.

“Maklumat ini disampaikan sebagai ikhtiar Pesantren Tebuireng untuk mewujudkan kemasalahatan bersama dan dalam upaya menjaga kondusivitas kondisi di tengah-tengah masyarakat. Termasuk meminimalkan kesenjangan persepsi dan komunikasi antara sebagian masyarakat dan petugas kesehatan,” tutup Gus Kikin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement