Sabtu 20 Jun 2020 05:40 WIB

Garuda Indonesia Merugi tak Berangkatkan Jamaah Umroh & Haji

Garuda kehilangan 4 dari 5 peak season dalam satu tahun, termasuk umroh dan haji.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Karta Raharja Ucu
Pesawat Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pesawat Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia kehilangan empat dari lima momentum dalam satu tahun untuk meraup untung. Dua di antaranya adalah penerbangan umroh dan haji.

Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra menuturkan, maskapai plat merah itu memiliki lima peak season atau momentum untuk meraih untung dalam satu tahun. Bahkan, empat dari lima peak season itu diakui Irfan hilang selama masa pandemi covid-19.

"Momentum pertama adalah mudik," kata pada acara Industry Round Table Surviving The Covid-19, Preparing The Post from Transportation Industry Perspective yang diadakan, Jumat (19/6). Irfan berkata, pada Hari Raya Idul Fitri 2020 jumlah penerbangan turun drastis.

Baca Juga: Dirut: Penumpang Garuda Tinggal 10 Persen

Irfan mengaku pada Lebaran kemarin sempat mendatangi Bandara Soekarno-Hatta untuk menengok rekan-rekannya yang tetap memberikan pelayanan kepada penumpang. Ia menyebut jumlah penerbangan internasional hanya 33 kali. Padahal menurut Irfan pada tahun sebelumnya pada 1 Syawal angka penerbangan mencapai 350 kali.

Bahkan Irfan menggambarkan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Lebaran 2020 seperti kuburan, lantaran tidak adanya aktifitas. Seluruh restoran di terminal 3 pun tutup total.

Momentum kedua yang hilang adalah liburan sekolah pada Juni sampai Juli. Irfan menyebut seluruh booking-an tiket pesawat pada bulan tersebut mengalami pembatalan, setelah pemerintah mengumumkan semua aktivitas dilakukan di rumah, termasuk sekolah.

"Ketiga memberangkatkan jamaah untuk ibadah umroh," kata dia. Irfan menyebut biasanya Garuda Indonesia akan memberangkatkan umroh sebanyak 400 ribu hingga 500 ribu jamaah ke Tanah Suci.

Yang terakhir, keberangkatan jamaah haji. Tahun lalu Garuda Indonesia bisa menerbangkan 110 ribu penumpang dalam waktu singkat hanya pada satu tujuan yakni Saudi Arabia.

“Dari tahun ke tahun kita mengirim sekitar 110 ribu penumpang dalam waktu singkat, dengan operasi yang sangat masif. Dalam sehari ada belasan penerbangan hanya untuk ke Saudi Arabia,” ucapnya.

Kini Garuda Indonesia hanya memiliki satu peak season tersisa, yakni liburan akhir tahun. Ia menyebut hilangnya peak season membuat tekanan yang sangat besar kepada finansial Garuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement