Jumat 05 Jun 2020 19:17 WIB

Keluarga Legawa Dua Anaknya yang Hindu Menikah dengan Muslim

Sebelumnya, orang tua marah dua anaknya menikah dengan muslim.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Hafil
Keluarga Legawa Dua Anaknya yang Hindu Menikah dengan Muslim. Foto: Pernikahan Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Keluarga Legawa Dua Anaknya yang Hindu Menikah dengan Muslim. Foto: Pernikahan Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Setahun yang lalu, dua perempuan beradik kakak dari keluarga Hindu di Pakistan kabur dari rumah. Mereka pergi untuk bisa memeluk Islam dan menikahi pria Muslim.

Orang tua mereka pun marah atas kejadian itu. Konflik terjadi. Setalah setahun berlalu, kini orang tua mereka telah bisa menerima kenyataan. Terlebih, setelah salah satu di antara mereka mempunyai anak.

Baca Juga

Begitulah awal dan akhir sementara kisah kakak-beradik bernama Reevana dan Reena. Kisah itu bermula pada Maret 2019.

Mereka awalnya masuk Islam. Nama mereka pun berganti. Raveena jadi Aasiya dan Reena jadi Nadia.

Keduanya lalu menikah dengan dua pria Muslim sekawan. Assiya menikah dengan Safdar Ali. Sedangkan Nadia dengan Barkat Ali. Sebuah pernikahan yang berawal dari pertemanan via telepon dan akhirnya berujung cinta.

Namun, mereka menikah tak di rumahnya yang berada di provinsi Sindh, Pakistan, yang melarang pernikahan di bawah 18 tahun. Mereka pergi ke Punjab, India, di mana hukum tidak melarang pernikahan semacam itu.

Ketika melarikan diridari rumah itu, kakak lelaki mereka menduga keduanya telah diculik dan dipaksa masuk Islam. Mereka juga disebut masih di bawah umur untuk bisa menikah.

Sebagai respons, Aasiya dan Nadia akhirnya mengadu ke Pengadilan Tinggi Islamabad (IHC) Pakistan. Kepada hakim keduanya menyatakan bahwa mereka pindah agama dan menikah secara sukarela, tanpa paksaan. Hakim pun memutuskan, setalah melakukan penyelidikan, mereka cukup dewasa untuk membuat keputusan sendiri dan mereka tak dipaksa untuk berpindah keyakinan.

"Mengubah agama saya bukanlah keputusan yang mudah dan perjalanan saya dari Hindu ke Islam sangat sulit pada awalnya, tetapi saya akhirnya baik-baik saja dengan rahmat Allah," kata Aasiya sebagaimana dilansir The Express Tribune, Jumat (5/6).

Kendati demikian, pernikahan mereka juga tak berjalan mulus-mulus saja. Kontroversi mengitari mereka. Kedua pria yang mereka nikahi ternyata masing-masing sudah memiliki istri. Aasiya dan Nadia sama-sama jadi istri kedua.

Menurut sebuah laporan pemerintah Sindh yang diajukan di IHC, kedua pria itu gagal menyebutkan pernikahan pertama mereka. Terlebih lagi, istri pertama Barkat Ali dan Safdar Ali, dalam pernyataan resmi mereka, menyatakan 'keprihatinan serius' atas pernikahan kedua suami mereka tanpa persetujuan mereka. Padahal hal itu adalah persyaratan hukum untuk memiliki istri kedua.

Tapi, Aasiya dan Nadia malah mengaku tak ada konflik antara mereka dengan para istri pertama. Bahkan masing-masing mereka tinggal di rumah yang sama dengan istri pertama.

“Kami belum menghadapi masalah. Sekarang saya juga seorang ibu dari seorang putra bernama Muhammad Owais," kata Aasiya.

Bahkan, mereka kini mengaku kini hidup dengan bahagia. "Suami kami memperlakukan kami dengan baik, dan mertua kami menghormati kami. Tidak ada yang pernah mengejek kami tentang masa lalu” kata Aasiya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement