Senin 01 Jun 2020 13:30 WIB

Protokol New Normal Jadi Kultur Baru di Industri Parekraf

Protokol new normal berfokus pada aspek program bersih, sehat, aman.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Seorang warga berada di lobi pintu keberangkatan saat mencari informasi syarat pejalanan melalui penerbangan di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (27/5/2020). Protokol new normal akan menjadi kulutur baru pengoperasian bandara dan layanan penerbangan.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Seorang warga berada di lobi pintu keberangkatan saat mencari informasi syarat pejalanan melalui penerbangan di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (27/5/2020). Protokol new normal akan menjadi kulutur baru pengoperasian bandara dan layanan penerbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memastikan protokol new normal atau normal baru akan menjadi acuan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dalam menjalankan usahanya. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Dampak Covid-19 di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Ari Juliano menjelaskan, pihaknya akan memastikan para pelaku parekraf siap untuk menyambut era new normal dengan menerapkan protokol yang berfokus pada aspek program bersih, sehat, aman.

Protokol ini diharapkan akan meningkatkan standar kebersihan, kesehatan, dan keamanan di sektor pariwisata, sekaligus peningkatan inovasi digital untuk memajukan sektor-sektor ekonomi kreatif Indonesia agar dapat bangkit dan bersaing di pasar global. 

Baca Juga

“Khusus sektor pariwisata, penerapan protokol normal baru tersebut bertujuan agar wisatawan dapat tetap berkunjung dengan tenang dan nyaman karena fasilitas pariwisata kini sudah semakin disempurnakan dengan standar bersih, sehat, aman yang terverifikasi,” Ari melalui pernyataan resminya, Senin (1/6).

Ia menegaskan, protokol itu nantinya akan menjadi standar dan kultur baru di sektor parekraf. Mulai dari kedatangan di bandara, pengawasan di pintu masuk utama kawasan, penerimaan tamu, pengawasan aktivitas wisatawan, hingga menyediakan fasilitas kesehatan bagi wisatawan.

Ari menjelaskan, protokol kesehatan ini akan melalui beberapa tahapan, mulai dari melakukan simulasi, lalu sosialisasi, publikasi kepada publik, dan yang terakhir melakukan uji coba. Pelaksanaan tahapan-tahapan ini harus diawasi dengan ketat dan disiplin serta mempertimbangkan kesiapan daerah.

"Ke depan, sesuai arahan Presiden, setiap pemerintah daerah tetap harus memperhatikan betul kondisi indeks reproduction number (Ro) dan effective reproduction numbr (Rt) dalam mempersiapkan pembukaan destinasi pariwisata sehingga penerapan protokol kesehatan akan menjadi daya tarik tersendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement