Ahad 31 May 2020 13:41 WIB

Masjid di Iran akan Dibuka Kembali untuk Sholat

Sholat akan kembali dilaksanakan di masjid Iran.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Masjid di Iran akan Dibuka Kembali untuk Sholat. Foto: Pintu sebuah masjid ditutup selama bulan suci Ramadhan setelah semua pusat agama diperintahkan untuk ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona, di Teheran selatan, Iran, Senin (27/4). Di Iran, negara yang paling terpukul di Timur Tengah oleh virus Corona, semua pertemuan keagamaan, shalat berjamaah serta buka puasa bersama saat matahari terbenam, tetap dilarang di bulan Ramadhan dan juga tempat-tempat beribadah juga terus ditutup hingga Senin (4/5).
Foto: AP Foto / Vahid Salemi
Masjid di Iran akan Dibuka Kembali untuk Sholat. Foto: Pintu sebuah masjid ditutup selama bulan suci Ramadhan setelah semua pusat agama diperintahkan untuk ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona, di Teheran selatan, Iran, Senin (27/4). Di Iran, negara yang paling terpukul di Timur Tengah oleh virus Corona, semua pertemuan keagamaan, shalat berjamaah serta buka puasa bersama saat matahari terbenam, tetap dilarang di bulan Ramadhan dan juga tempat-tempat beribadah juga terus ditutup hingga Senin (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Masjid-masjid di Iran akan dibuka kembali untuk sholat di tengah pelonggaran penerapan lockdown di negara itu. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, masjid akan kembali dibuka untuk sholat setiap hari di seluruh negeri. Meskipun, beberapa daerah di negara itu masih memperlihatkan tingkat infeksi virus corona yang tinggi.

Dalam siaran televisi pemerintah, Rouhani mengatakan bahwa pusat perbelanjaan akan dapat tetap buka di luar waktu penutupan pukul 18.00 yang diberlakukan sebagai bagian dari penerapan lockdown. Hal ini menjadi rencana pemerintah lebih lanjut untuk secara bertahap meringankan pembatasan karena wabah Covid-19.

Baca Juga

"Pintu-pintu masjid di seluruh negeri akan terbuka untuk umum untuk sholat lima waktu," kata Rouhani, dilansir di Middle East Eye, Ahad (31/5).

Namun demikian, Rouhani menekankan agar jamaah tetap memperhatikan jarak sosial dan protokol kesehatan lainnya. Kendati begitu, ia tidak menyebutkan soal waktu kapan masjid akan dibuka kembali.

Sementara itu, pihak berwenang mengambil tindakan lebih keras untuk memastikan peraturan kesehatan dipatuhi, termasuk melarang orang dari bus dan kereta metro jika mereka tidak memakai masker wajah. Kepala Gugus Tugas virus corona di Tehran yang dipimpin pemerintah, Alireza Zali, mengatakan kepada TV pemerintah bahwa situasi di ibukota masih tidak menguntungkan. Menurutnya, pelonggaran pembatasan bertahap itu harus disertai dengan kepatuhan yang lebih serius terhadap aturan-aturan.

Iran merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling buruk di Timur Tengah. Menurut data kementerian kesehatan Iran, negara ini mencatat 148.950 infeksi dan 7.734 kematian akibat Covid-19.

Seorang juru bicara kementerian mengatakan pada Sabtu bahwa provinsi barat daya Khuzestan masih diklasifikasikan sebagai zona merah di tengah jumlah infeksi dan kematian yang lebih tinggi. Sementara, tujuh provinsi lainnya terancam. Kementerian Kesehatan telah membagi negara itu menjadi wilayah putih, kuning dan merah berdasarkan jumlah kasus dan kematian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement