Jumat 22 May 2020 10:07 WIB

Uji Coba Hidroksiklorokuin Sebagai Penangkal Corona Dimulai

Inggris mulai uji coba untuk melihat kemungkinan dua obat malaria mencegah Covid-19.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Pil hidroksiklorokuin yang dikenal sebagai obat antimalaria banyak digunakan sebagai pengobatan Covid-19.
Foto: EPA
Pil hidroksiklorokuin yang dikenal sebagai obat antimalaria banyak digunakan sebagai pengobatan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BRIGHTON -- Sebuah percobaan untuk melihat apakah dua obat antimalaria dapat mencegah Covid-19 telah dimulai di Brighton dan Oxford, Inggris. Klorokuin, hidroksiklorokuin, atau plasebo akan diberikan kepada lebih dari 40 ribu petugas kesehatan dari Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

Semua peserta adalah tenaga kesehatan yang berhubungan dengan pasien Covid-19. Presiden AS Donald Trump dikritik pekan ini setelah mengatakan bahwa dia menggunakan hidroksiklorokuin sebagai pencegahan agar tak terjangkit Covid-19, meskipun ada peringatan bahwa obat itu mungkin tidak aman.

Baca Juga

Para peserta pertama dalam uji coba global di Inggris didaftarkan ke Rumah Sakit Universitas Brighton dan Sussex dan Rumah Sakit John Radcliffe di Oxford, Kamis. Mereka akan diberikan hidroksiklorokuin atau placebo selama tiga bulan.

Ini adalah lokasi pertama dari rencana 25 situs di Inggris. Di wilayah di Asia, peserta akan diberikan klorokuin atau plasebo. Hasil uji coba itu diharapkan bisa didapat pada akhir tahun.

Uji coba tersebut terbuka untuk semua orang yang memberikan perawatan langsung kepada pasien infeksi virus corona di Inggris, selama mereka belum didiagnosis dengan Covid-19. Ini akan menguji apakah obat dapat mencegah para petugas kesehatan dari terpapar virus.

Uji coba juga melibatkan peneliti dari Inggris, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja dan Italia. Salah satu pemimpin penelitian, Prof Nicholas White di University of Oxford mengatakan bahwa para peneliti benar-benar tidak tahu apakah klorokuin atau hidroksiklorokuin bermanfaat atau berbahaya terhadap Covid-19.

"Tetapi, uji coba terkontrol secara acak seperti ini, di mana peserta maupun peneliti tidak tahu siapa yang telah diberi obat atau plasebo, adalah cara terbaik untuk mengetahuinya," kata White, dilansir BBC, Kamis.

"Vaksin yang tersedia secara luas, aman, dan efektif mungkin masih lama," kata Prof Martin Llewelyn dari Brighton and Sussex Medical School, yang juga memimpin penelitian ini.

Menurut Llwelyn, andaikan obat-obatan yang ditoleransi sebaik klorokuin dan hidroksiklorokuin dapat mengurangi kemungkinan terkena Covid-19, maka keberadaannya akan sangat berharga. Obat ini telah terbukti dapat mengurangi demam dan peradangan serta digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan malaria.

Hidroksiklorokuin mengatur respons kekebalan tubuh dan juga digunakan dalam pengobatan rheumatoid arthritis dan Lupus, penyakit radang yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif. Badan amal Lupus di Inggris dan AS telah bertambah kekhawatir bahwa permintaan akan obat yang terkait dengan Covid 19 dapat mengancam pasokan bagi pasien yang memang bergantung pada obat itu.

Hidroksiklorokuin mendapat perhatian setelah Presiden AS Donald Trump menyebutnya mungkin bermanfaat. Pekan ini, ia mengatakan telah minum hidroksiklorokuin untuk menangkal virus corona.

Sementara uji coba Universitas Oxford berlangsung di lingkungan klinis yang terkendali, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa beberapa orang melakukan pengobatan sendiri dan berisiko menyebabkan diri mereka mengalami kerusakan serius. Hidroksiklorokuin belum terbukti aman dan efektif dalam pencegahan atau pengobatan virus corona dan dapat menyebabkan aritmia jantung yang berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement