Rabu 20 May 2020 13:34 WIB

Tiga Skema Kemensos Tangani Warga Telantar Akibat Covid-19

Kemensos mengimplementasikan tiga pendekatan untuk penanganan warga telantar.

Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tertidur di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas yang dijadikan tempat penampungan sementara di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (29/4). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan seluruh GOR di Jakarta sebagai tempat penampungan PMKS yang terjaring setelah dilakukan rapid test COVID-19 sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tertidur di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas yang dijadikan tempat penampungan sementara di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (29/4). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan seluruh GOR di Jakarta sebagai tempat penampungan PMKS yang terjaring setelah dilakukan rapid test COVID-19 sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) RI membuat skema penanganan serta mengimplementasikan tiga pendekatan sebagai respons penanganan warga yang telantar akibat Covid-19 di Jabodetabek.

"Skema penanganan warga telantar dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan komunitas, pendekatan Tempat Penampungan Sementara (TPS), dan pendekatan balai rehabilitasi sosial," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat di Jakarta, Rabu (20/5).

Penanganan terhadap warga telantar terdampak Covid-19 tersebut bertujuan untuk memberi perhatian khusus kepada kelompok miskin, rentan dan marginal agar bisa bertahan hidup dalam situasi pandemi Covid-19.

Ia menjelaskan pendekatan pertama yang berbasis komunitas menitikberatkan pada kegiatan yang dilakukan langsung di komunitas, yakni berupa penguatan keluarga yang terdampak Covid-19, edukasi tentang bahaya Covid-19 serta cara penyebaran virus tersebut dan cara agar terhindar.

Pada pendekatan komunitas, Kemensos bekerja sama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang membina masing-masing komunitas. Lembaga ini menjadi perpanjangan tangan kementerian terkait dalam mengintervensi edukasi maupun bantuan sosial pada kondisi pandemi Covid-19.

"Ini tidak sebatas edukasi agar mereka tidak turun ke ruang publik selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun menjamin mereka agar mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dengan memberi bantuan sosial sembako," katanya.

Selanjutnya, pendekatan kedua yakni berbasis TPS dimana salah satunya Kemensos bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan TPS berupa Gelanggang Olahraga (GOR) yang berfungsi untuk menampung sementara warga telantar hasil penertiban Satpol-PP di jalan atau ruang publik.

Di GOR itu, kata dia, warga telantar akan didata, dicek kesehatan serta diberi makan dari dapur umum yang dikelola oleh Taruna Siaga Bencana Kemensos bekerja sama dengan suku dinas sosial setempat. "Setiap GOR yang disediakan memiliki daya tampung 100 orang. Untuk mereka yang masih memiliki keluarga akan dipulangkan oleh Kemensos," ujarnya.

Sementara itu untuk pendekatan ketiga yang berbasis Balai Rehabilitasi Sosial, pendekatan tersebut merupakan alternatif terakhir sebagai rujukan dari GOR di DKI Jakarta yang memerlukan penanganan khusus terutama kelompok rentan, di antaranya anak, ibu hamil, lanjut usia, dan penyandang disabilitas.

Secara umum, rincian kumulatif berdasarkan laporan per Selasa (19/5) tercatat 1.646 penerima manfaat (PM) yang telah dilayani di GOR, 195 PM telah dilayani di Balai Rehsos dan 2.162 yang berada di komunitas.

Sedangkan data kumulatif PM by name by address (BNBA) per Selasa (19/5) tercatat 1.368 PM, yang telah dilayani di GOR 192 PM yang telah dilayani di Balai Rehsos dan 2.102 PM yang berada di komunitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement