Senin 18 May 2020 23:20 WIB

Netanyahu Kembali Berkuasa

Parlemen Israel menyetujui pemerintah baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu..

Rep: Putra M Akbar,/ Red: Yogi Ardhi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan paparan saat upacara pengucapan sumpah pemerintahan barunya dengan saingannya pada pemilihan Benny Gantz di Kensset, Parlemen Israel, Yerusalem, Ahad (17/5). (FOTO : X80001)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri upacara pengucapan sumpah pemerintahan barunya dengan saingannya pada pemilihan Benny Gantz di Kensset, Parlemen Israel, Yerusalem, Ahad (17/5). (FOTO : KNESSET SPOKESPERSONS' OFFICE)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan paparan saat upacara pengucapan sumpah pemerintahan barunya dengan saingannya pada pemilihan Benny Gantz di Kensset, Parlemen Israel, Yerusalem, Ahad (17/5). (FOTO : X80001)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan paparan saat upacara pengucapan sumpah pemerintahan barunya dengan saingannya pada pemilihan Benny Gantz di Kensset, Parlemen Israel, Yerusalem, Ahad (17/5). (FOTO : KNESSET SPOKESPERSONS' OFFICE)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan paparan saat upacara pengucapan sumpah pemerintahan barunya dengan saingannya pada pemilihan Benny Gantz di Kensset, Parlemen Israel, Yerusalem, Ahad (17/5). (FOTO : KNESSET SPOKESPERSONS' OFFICE)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Parlemen Israel menyetujui pemerintah baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Ahad (17/5). Pengesahan ini mengakhiri lebih dari satu tahun kebuntuan politik akibat pertarungan dengan oposisi Benny Gantz.

Anggota parlemen mengesahkan pemerintahan baru dengan suara 73 banding 46. "Rakyat menginginkan persatuan dan itulah yang didapatnya," kata Netanyahu kepada parlemen dengan menyebutkan keinginan untuk menghindari pemilihan keempat dan perlunya pertempuran nasional melawan krisis virus corona.

Kabinet baru akan memiliki 36 menteri. Beberapa daftar telah dibuat untuk memastikan Netanyahu dan Gantz dapat membawa sosok loyalis. Pemimpin oposisi, Yair Lapid, menyatakan alasan kesehatan masyarakat di belakang koalisi adalah hal yang lucu.

sumber : EPA-EFE
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement